Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Kamu Adalah

Kamu adalah rumah sederhana, tempat yang paling kurindukan untuk segera pulang dan mencari perlindungan setelah lelah berjuang menyusuri kehidupan. Kamu adalah jembatan, yang mampu mempermudah langkahku untuk melewati hal-hal yang sulit untuk diarungi sendirian. Kamu adalah sebuah pena, dan aku adalah kumpulan kertas kosong yang tersusun rapi, yang siap kamu corat-coret dengan berbagai cerita tentang kita. Kamu adalah pemeran utama, aku adalah lawan mainmu, dan dunia adalah penontonnya. Biarkan dunia menyaksikan sampai bosan, karena film yang kita mainkan tak memiliki akhir. Kamu adalah gitaris handal, dan aku adalah sebuah gitar murah yang mampu kamu sulap menjadi pengalun irama musik terindah yang pernah terdengar. Kamu adalah proklamator kemerdekaan, dan aku adalah rakyat yang telah berpuluh-puluh tahun menunggu engkau memerdekakan diriku untuk menyayangimu selama-lamanya. Kamu adalah selimut, mampu melindungi di saat terlemahku dengan dekap hangatmu.

Aku Suka Ketika...

Aku suka ketika menatapmu. Saat kedua bola mataku memfokuskan seluruh pandangannya pada wajahmu. Saat jantungku mulai berdetak secara abnormal. Aku suka ketika tenggelam. Tenggelam dalam tatapanmu. Tenggelam dalam kolam berisi kupu-kupu yang siap mengelitiki seluruh tubuhku. Aku suka ketika duduk di samping pak kusir yang berwujud kamu dengan kereta kudanya yang siap membawaku menyusuri jalan kebahagiaan. Tak perlu menunggu sampai ke tujuan untuk bahagia. Karena kebahagiaan selalu berdampingan denganmu. Aku suka ketika tingkahku adalah kuas dan cat dan wajahmu adalah kanvas yang paling sempurna untuk aku lukiskan sebuah senyuman paling bahagia. Aku suka ketika menengadahkan kedua tanganku kepada-Nya Menyebut namamu dan memohon dengan kesungguhan Agar harapan-harapanku padamu tak hanya berbuah angan atau hanya menyisakan kenangan. Aku suka ketika berbaring di tempat tidur lalu menatap langit-langit kamar. Membayangkan kenangan dan

Penyesalan Seorang Pria

Malam ini terasa begitu berat. Jarum jam berdetak sangat lambat. Tak sebanding dengan jantungku yang terasa seperti berhenti berdetak, layaknya orang sekarat. Aku tak tau betul bagaimana rasanya sekarat, apa lagi sampai jantung berhenti berdetak. Namun, aku cukup paham bagaimana rasanya memiliki hati yang patah. Hati priamu kembali patah, karena ulahnya sendiri. Entah apakah masih pantas aku menyebut diriku sebagai priamu. Yang jelas, sampai saat kamu membaca tulisan ini pun aku masih sangat bangga menjadi sesosok manusia yang melengkapi hidupmu. Atau justru kehadiranku malah merusak duniamu? Kejadian malam ini menambah catatan burukku di buku berjudul kekecewaan. Satu kalimat yang kamu update di timeline akun media sosialmu kembali menampar pikiranku. Sungguh kesalahan yang sangat besar karena aku tidak peka terhadap permintaanmu. Harusnya aku memiliki perasaan yang mampu menangkap segala jenis rasa seperti lidah. Harusnya aku bertindak cepat atas k

Sekali Lagi Terima Kasih

Hari semakin malam. Mataku sudah terasa semakin sulit untuk terjaga. Tubuhku juga sudah terasa begitu lelah akibat aktivitas yang padat di hari ini. Seharusnya sekarang aku sudah tenggelam dalam alur cerita mimpi yang tidak pernah masuk akal, tetapi aku lebih memilih menulis tulisan ini. Sekali lagi, aku ingin berterima kasih padamu. Terima kasih telah membuat hari-hariku dipenuhi oleh cinta darimu. Aku tidak pernah mencintai dan dicintai siapa pun (selain keluargaku) sampai seperti ini. Hanya kamu yang berhasil mengubahku menjadi seseorang yang penuh rasa cinta, dan itu kamu lakukan setiap hari. Baru dua paragraf yang kutulis, tapi air mataku terus saja memaksa untuk keluar. Terima kasih telah berjuang untuk kebahagiaanku. Dari mulai senyum sederhana hingga hadiah-hadiah istimewa yang kamu berikan padaku, semuanya amat sangat berharga buatku. Aku tidak pernah merasa diistimewakan oleh perempuan lain sebelumnya. Aku merasa sangat beruntung bisa menjadi kekasihmu

Perempuan Pada Layar Telepon Genggamku

Tugas sekolah yang harus kukerjakan membuatku kembali terlambat untuk menenggelamkan diri dalam lautan mimpi. Aku harus menyelesaikannya jika tidak ingin mendengar sambaran petir bernada sarkastik dari guru yang menjengkelkan itu. Akhirnya aku malah jadi susah tidur. Aku mencoba menyelesaikan tugas itu secepat mungkin. Namun pekerjaanku berhenti tepat setelah aku menekan tombol power telepon genggamku dan melirik ke halaman depannya. Aku menemukan sebuah foto seorang perempuan cantik yang sama persis seperti perempuan yang senang mondar-mandir di dalam kepalaku. Aku menatapnya dalam, memperhatikan seluruh bagian wajahnya yang nampak pada foto itu tanpa celah. Jantungku memompa darah lebih cepat, jauh dari kereta api supercepat yang pernah diciptakan di dunia setelah aku mengusap-usap pipi perempuan itu pada layar telepon genggamku sambil membayangkan kenangan-kenanganku bersamanya. Perbedaan antara aku dengan pria gila yang sering mabuk di emperan toko semakin tidak terlihat. Pe

Seperti Minuman Bersoda

Atmosfer semakin lemah menahan terik. Kumpulan pohon di Sumatra sampai gerah hingga terbakar. Sesak hingga terbatuk-batuk. Kemudian kamu hadir membunuh dahaga. Jiwa yang kekeringan, kamu banjiri dengan kasih sayang Seperti minuman bersoda yang bergemuruh di dalam segelas cangkir putih yang berdiri kokoh di meja belajarku. Ia siap menerobos kerongkonganku. Bergerilya hingga membunuh dahaga.

Senyummu

Senyum Satu gerakan, satu kebaikan Senyummu Satu mahakarya, berjuta pertolongan Bahagia Damai Cinta Energi Obat Dan jutaan bantuan lainnya hadir dari senyummu Rasanya tidak masuk akal Bagaimana lekukan di kedua ujung bibirmu mengandung jutaan pertolongan Tuhan Rasanya tidak masuk akal Satu gerakan yang bibirmu ciptakan mampu menggambarkan seluruh kebaikan di bumi yang kejam ini Satu yang terasa masuk akal Semua ketidak masuk akalan itu terjadi karena senyum itu adalah senyummu

Good Morning, Love

Selamat pagi bidadari penebar kebahagiaan. Bagaimana tidurmu? Aku harap tidurmu dipenuhi dengan mimpi-mimpi yang indah, seindah senyum lebarmu yang tidak pernah absen ketika kita sedang bertemu dan bertukar canda. Senyum cantikmu itu bagai candu yang membuatku sakau jika lama tak bertemu. Semoga pagimu tetaplah menyenangkan seperti dirimu. Aku sama sekali tidak ingin pagimu seperti pagiku yang penuh paksaan. Pagi ini buatku tetaplah semembosankan biasanya; aku dipaksa untuk membuka mata dan membangkitkan kesadaran sedangkan tubuh tetap enggan untuk beranjak dari sarang peristirahatannya; dipaksa melumuri diri dengan air yang jauh lebih dingin dari seorang pembunuh berdarah dingin; dipaksa memakai seragam lusuh yang kedodoran; dipaksa berkendara jauh menuju neraka (baca: sekolah) menggunakan sepeda motor yang mampu menyulap bokongku menjadi tipis, hitam dan kaku seperti papan tulis kapur; dipaksa bertemu dengan orang-orang yang tidak beradab, yang sangat berbanding terbalik de

The Story of Us (Part 1)

Pernah nggak sih ketika kamu lagi sendirian di tempat yang sunyi dan tenang tiba-tiba kamu memikirkan tentang aku? Tentang kita? Pernah nggak sih kamu bertanya ke diri kamu sendiri kenapa kita bisa sampai pada tahap ini? Kenapa kita —dua kepala yang jelas-jelas berbeda dengan keegoisannya masing-masing —bisa bersatu untuk membangun hubungan ini? Pernah nggak sih kamu mikir kenapa aku dan kamu bisa saling jatuh cinta? Padahal kita belum pernah kenal sebelumnya. Kamu punya hidup dan ceritamu sendiri, aku pun juga demikian. Pernah nggak kamu terpikir bagaimana bisa semua hal-hal ini terjadi dan semua pertanyaan-pertanyaan itu muncul di kepala kita? Aku telah lama diserang oleh semua pertanyaan itu. Melalui tulisan ini, aku berusaha menjawabnya. Jujur, aku sendiri sebenarnya juga nggak ngerti kenapa hal ini bisa terjadi kepada kita. Dulu kamu punya pacar. Aku juga sibuk sama pacar-pacarku; laptop, internet, henpon, blog, seperangkat alat futsal, gitar bekas, dan kam... OKEH ST

Kisah Pria Sejati

Ini kisah tentang pria sejati. Tentang pria yang bersyukur dengan apa yang dipunya. Tentang pria yang tidak mengeluh saat ia tau bahwa dirinya jauh dari sempurna. Pria yang menyadari bahwa dirinya jauh lebih beruntung dari pria-pria lainnya. Pria yang tidak pernah menyerah walau lelah menghantuinya. Pria yang terus berjuang meski keringatnya telah bercampur darah. Pria yang mengakrabi rasa sakit untuk tetap berdiri kokoh. Pria ini bukannya sok kuat. Ia tetap bisa menangis saat hatinya teriris. Pria ini bukannya sok hebat. Ia tetap bisa terluka saat merasa kecewa. Namun pria ini tidak pernah berhenti untuk mengerjakan tugasnya. Tugas untuk menjaga cintanya. Menjaga bidadari yang amat dicintainya. Pria ini selalu bersyukur dengan bidadari yang dimilikinya. Bidadari yang walau pernah singgah di banyak hati, tetapi tetap ia jadikan sebagai dermaga terakhir. Karena yang pertama belum tentu akan terus bersama. Karena yang pertama belum tentu berakhir bahagia. Pria ini tidak pe

Masih Menghadapi Badai

Memikirkanmu yang sedang dilanda kesedihan di sana membuatku tidak bisa tidur. Padahal keadaan di sekitarku sepi. Sepi sekali. Hanya suara kipas angin di langit-langit kamarku dan suara dengkuran adikku serta papaku yang samar-samar terdengar di telingaku. Tapi tidak dengan isi kepalaku. Isi kepalaku riuh sekali. Seperti suara hujan deras disertai angin kencang yang mampu menumbangkan pohon-pohon besar yang sejak lama telah berdiri kokoh di pinggir jalan. Seperti suara amukan ombak yang menerpa dermaga kapal. Seperti suara teriakan segerombolan anak kecil—yang minta dikebiri pakai gergaji mesin—di masjid yang sedang membangunkan warga untuk sahur. Oh, ternyata mereka memang sedang membangunkan warga untuk sahur. Aku tidak mengerti, mengapa isi kepalaku serusuh ini padahal yang aku pikirkan semalaman ini hanyalah kamu? Maksudku bukan hanya malam ini saja aku memikirkan kamu. Bukan begitu. Aku selalu memikirkan kamu, hanya saja kali ini berbeda. Aku memikirkanmu beserta kesedihan-kesedi

Untuk Kamu Yang Bertambah Dewasa

Untuk kamu yang hari ini telah bertambah dewasa, hidup ini semakin hari semakin berat untuk dihadapi, untuk itu aku berharap semoga kedewasaanmu mampu membawa dirimu menjadi seseorang yang lebih kuat daripada sebelumnya agar kamu mampu menghadap segala tantangan yang akan menghampirimu nanti. Untuk kamu yang hari ini telah bertambah dewasa, jangan pernah menyerah dengan mimpimu. Biarkan segala imajinasi liar tumbuh dan berkembangbiak di kepalamu. Lalu jinakanlah imajinasi liar di kepalamu itu dengan cara mewujudkannya. Berusahalah untuk mewujudkan itu. Jangan takut untuk gagal. Aku di sini selalu mendukung dan mendoakan agar segala mimpimu dapat terwujud. Untuk kamu yang hari ini telah bertambah dewasa, jangan pernah lelah untuk terus memperbaiki diri. Kamu memang bukan sebuah barang rusak yang harus diperbaiki, tapi tidak ada salahnya untuk memperbaiki diri agar kamu bisa menjadi seseorang yang lebih baik di kemudian hari. Setidaknya untuk dirimu sendiri. Untuk kamu yang hari ini t

Surat Untuk Bidadariku

Bidadariku, kamu tau tidak, semenjak kita bertengkar hebat semalam, aku menjadi depresi dan sulit memejamkan mata. Karena setiap kali aku coba untuk memejamkan mata, aku seakan melihat wajahmu penuh amarah dan siap menghujaniku dengan kebencian. Aku sangat takut hingga dadaku terasa sesak sekali. Bahkan aku kesulitan untuk bernapas. Aku ingin sekali menangis, tapi air mataku enggak mengabulkannya. Mungkin ini balasan yang sepadan atas dosa yang aku lakukan terhadapmu. Penderitaanmu karena ulahku pasti lebih berat dari ini. Maafkan aku bidadariku. Bidadariku, aku benar-benar menyesal atas perkataan tak pantas yang aku lontarkan kepadamu. Sepanjang malam aku menyesali perbuatan itu. Aku menjadi gelisah dan benar-benar tersiksa akibat kebodohanku sendiri. Aku mencoba membuat segelas teh tawar hangat untuk menenangkan pikiranku, tetapi aku tetap gelisah. Aku gelisah karena aku takut kamu tidak memaafkanku dan pergi meninggalkanku hingga aku menua bersama penyesalan. Tapi aku rasa aku pant

Tentang Kamu

Mendeskripsikan kamu dalam kata-kata sebetulnya adalah hal yang sulit bagiku. Kenapa? Karena kamu terlalu indah untuk dituang ke dalam tulisan. Aku takut tulisanku tidak mampu menangkap seluruh pancaran senyummu yang mampu membuatku seperti pria mabuk karena keracunan teh botol kedaluwarsa itu. Atau seperti pria gila yang tersenyum di sepanjang jalan sehingga giginya kecripatan becekan karena sebelumnya turun hujan. Ya, hanya melihat senyummu saja aku sudah mabuk dan gila sendiri. Kamu sudah kuanggap sebagai pacarku sendiri. Ya karena kamu memang pacarku. Tapi aku sebenarnya tidak ingin memacarimu. Tidak ingin hanya sebatas itu. Aku ingin menjadikanmu istriku, lalu akan aku naikan jabatanmu menjadi bidadari surgaku. Semoga kita pantas menempati surga agar mimpi konyolku itu bisa terwujud. Aamiin. Kamu bukan hanya cantik dari segi penampilan, tapi juga kepribadian. Yang aku tau para wanita seusiamu di zaman kebodohan ini biasanya berpikiran dangkal, hanya mementingkan kesenangan priba

Lucky To Be Yours

“Lucky I’m in love with my best friend… Lucky to have been where I have been… Lucky to be coming home again…” Aku ingat bagaimana emosi yang kamu keluarkan saat menyanyikan sebuah lagu berjudul ‘Lucky’ milik Jason Mraz dan Colibie Caillat di depan mataku. Kamu seakan memberikanku sebuah sinyal untuk aku tangkap. Seperti lagu tersebut yang menceritakan tentang kisah cinta yang bermula dari sebuah persahabatan, kamu juga ingin persahabat yang kita bangun dapat menuju ke dunia yang lebih luas; dunia percintaan. Kamu pandai memberi kode kepadaku, aku pandai berpura-pura tidak mengetahuinya. Sama seperti kamu, aku juga menginginkan hal itu terjadi pada kita. Tapi seperti yang kamu ketahui selama ini, aku adalah seorang pemikir yang dalam mengambil keputusan selalu menimbang-nimbang terlebih dahulu, karena aku tidak ingin terjebak di lubang yang salah. Aku bukannya takut dalam menghadapi resiko yang ada, tapi aku hanya tidak ingin memasuki tempat yang tidak perlu. Aku selalu

Badai Untuk Kita

Aku rasa akhir-akhir ini kita sedang dihadapkan dengan badai. Badai itu tidak terlalu besar, tetapi itu cukup menyiksa untukku, karena ia datang berkali-kali di waktu yang tak terduga. Dan tentu saja aku tidak pernah siap untuk menghadapi badai itu. Badai itu bernama masalah. Nama yang sangat jelek. Bukan hanya namanya, tapi kelakuannya juga sama jeleknya. Aku benar-benar membencinya. Sejak pertama kali berkenalan dengan masalah, aku langsung membencinya. Ia selalu membawa petaka bagi siapa saja yang ditemuinya. Entah keluargaku, teman-temanku, bahkan diriku sendiri sering kali dibuat susah olehnya. Tapi aku benar-benar membenci masalah ketika dia berusaha mengusik sebuah "kita" yang sudah aku dan kamu bangun susah payah dari nol.  Semakin tinggi pohon tumbuh, semakin kuat pula angin yang menerpanya. Itu yang tengah kita rasakan. Semakin lama kita bersama, semakin kuat pula masalah-masalah yang berusaha merusak kita. Dan aku semakin merasa kesusahan dalam menghad

Mencintaimu Dengan Sederhana

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Seperti mata yang berkedip menyambut pagi, dan daun jendela yang mengintip matahari Tapi cinta jauh lebih rumit dari hukum fisika Aku ingin mencintaimu ddengan sederhana Seperti waktu yang terus berputar lalu senyummu mengabadikannya Tapi cinta jauh lebih rumit dari ujian matematika Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Sesederhana matahari pulang ke ufuk senja Tapi cinta selalu hadir sepaket dengan luka yang juga hadir dengan sederhana Sesederhana air mata yang menetes Sesederhana genggaman tangan yang terlepas Sesederhana melamuni masa lalu Hanya sesederhana itu Tapi aku ingin tetap mencintaimu dengan sederhana Sesederhana kalimat "Aku sayang kamu". Note: Diambil dari notebook-ku yang ditulis tanggal 4 Februari 2015 dengan sedikit editan.

Takdirku adalah kamu

Kamu tau kapan hujan akan turun? Kamu tau kapan meteor akan jatuh ke bumi? Dan apa kamu tau kapan Reza akan mengakhiri kejombloannya? Kita semua nggak ada yang tau. Terutama jawaban dari pertanyaan yang terakhir. Semua pertanyaan itu nggak ada yang mampu memprediksikan kepastiannya. Sama seperti aku dan kamu yang saat ini selalu berjuang bersama-sama untuk membangun 'kita'. Nggak pernah aku sangka sebelumnya jika kita bisa sampai ke tahap yang sejauh ini. Logika kita nggak akan sampai jika harus menelaah bagaimana hal ini bisa terjadi. Dulu, waktu aku masih sibuk dengan duniaku sendiri, aku tidak pernah berpikir jika aku akan menjalin hubungan semembahagiakan ini bersamamu. Namun saat kita mulai saling kenal dan saling berbicara, perasaan nyaman yang entah dari mana munculnya itu tiba-tiba hadir di tengah-tengah canda tawa kita. Perasaan aneh itu selalu muncul dan semakin menguat setelah kita semakin dekat dan menjadi sahabat. Jatuh cinta dengan sahabat sendiri. Konyol. Tapi i

Untuk Kamu Yang Jauh Di Sana

Untuk kamu yang jauh di sana, cuaca akhir-akhir ini sedang tidak menentu. Di saat matahari sedang ganas, bukan tidak mungkin pasukan air yang menamai diri mereka sebagai hujan turun dengan semangat dari langit. Karena itu, aku mohon kepadamu, tolong jaga kesehatanmu. Aku tidak akan bahagia jika mengetahui dirimu sedang sakit di sana. Aku di sini selalu mendoakanmu agar kau selalu sehat di sana. Untuk kamu yang jauh di sana, jika ingin pergi ke suatu tempat, beritahulah aku. Aku memang tidak akan mengantarkanmu setelah mengetahui kamu ingin pergi, tapi kamu tetap harus memberiku kabar, karena di setiap langkah kakimu tersimpan doa dalam diam yang akan menyelamatkanmu dari kerasnya dunia. Untuk kamu yang jauh di sana, kepercayaan diciptakan bukan untuk dipermainkan. Aku harap kamu bisa selalu menjaga kepercayaanku saat kamu tidak sedang bersamaku. Aku adalah manusia yang sulit percaya kepada manusia lainnya. Tapi aku percaya padamu, karena bidadari tidak mungkin berbohong. Untuk kamu

Pelangi Setelah Luka

"Orang yang paling kita cintai adalah orang yang paling mampu melukai". Awalnya aku tidak percaya dengan kalimat yang nangkring di timeline Twitter-ku itu. Mana mungkin orang yang paling mampu menghadirkan cinta justru ia jugalah yang paling mampu memberikan luka? Bukankah antara cinta dengan luka sangat bertolak belakang? Ya, awalnya. Tapi setelah aku dan kamu memutuskan untuk menghadirkan kita, perlahan namun pasti, kalimat itu aku imani karena ternyata ada benarnya juga. Kita yang sejak memulai perjalanan sama-sama penuh luka lama perlahan mulai saling mengobati. Cinta yang baru menghadirkan jiwa yang baru, jiwa yang sehat tanpa goresan luka yang ditinggalkan oleh masa lalu masing-masing. Tapi gerimis yang tenang dan sejuk pasti selalu di akhiri dengan badai yang dingin dan menusuk... Kita yang sejak awal sepakat untuk saling mengobati, justru kita malah saling menggoreskan luka di masing-masing hati. Aku sering tersulut bara cemburu hingga pikiranku hangus terbakar,