Terkadang aku suka membayangkan, kemungkinan apa saja yang akan terjadi di dalam hidupku. Masa depan seperti apa yang akan aku hadapi. Masa lalu seperti apa yang kemudian akan aku tulis. Esok hari, lusa, dan seterusnya, akan seperti apa. Apakah aku besok akan bahagia, atau melukiskan luka baru di dada, tidak tahu. Bayangkan saja, bagaimana jika. Bagaimana jika: Aku mati lebih dulu. Matahari tetap terbit dari timur. Ayam tetap berkokok di pagi hari. Tapi aku tidak lagi di sana, untuk mengucapkan selamat pagi kepadamu. Bukan karena aku bangun kesiangan lagi seperti kemarin, tapi aku memang sudah tidak ada. Mungkin kamu akan bahagia tanpa pernah melihatku lagi, atau sebaliknya, menangisi kepergianku seumur hidupmu. Aku tidak tahu. Bagaimana jika: Kamu tidak pulang. Aku duduk di kursi depan rumah, sambil menatap langit. Akhir-akhir ini cuaca sering tidak bagus. Mendung sepanjang hari. Angin bertiup kencang, menghempas dedaunan. Sebetulnya memang sedang musim penghu
Isi kepala tertuang dalam kata-kata