Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Hanya Sebuah Maaf

Sebelum membaca tulisan ini, posisikan dirimu dalam keadaan paling rileks dan nyaman; entah itu sambil duduk, tiduran, atau jungkir balik di atas lemari, terserah. Jika ingin lebih rileks, cobalah untuk membaca tulisan ini sambil mendengarkan lagu dari Justin Bieber yang berjudul Purpose . Aku rasa alunannya cocok untuk menjadi teman membacamu. Tidak usah memperhatikan liriknya, karena sepertinya sama sekali tidak nyambung dengan isi dari tulisan ini. Membuat kesalahan, meminta maaf, lalu kembali lagi ke awal. Mungkin siklus menyebalkan ini sudah sangat bosan kamu alami selama kamu berbagi kehidupan denganku. Tapi tak pernah bosan aku mengingatkanmu, aku bukanlah sosok pria sempurna yang terdeskripsi indah dalam berbagai dongeng klasik atau pun dalam drama romantis yang pernah kamu tonton.  Aku adalah aku. Aku adalah benar. Aku juga adalah salah. Aku adalah cinta. Aku juga adalah patah hati. Aku ada di antara semuanya. Aku bisa jadi alasan mengapa kamu bisa terseny

Patah Hati

Definisi patah hati itu sendiri sebenarnya adalah metafora yang paling sering digunakan saat merasakan sakit emosional yang diderita akibat kehilangan sesuatu yang dicinta (source : Wikipedia). Walaupun hanya sebatas metafora saja, rasanya campur aduk dan sangat mendalam. Pertanyaanya, kapan waktu untuk patah hati? Saat kamu dan usahamu sudah tidak lagi dihargai, kamu boleh patah hati. Saat kamu dan dirinya sudah tidak lagi bisa mengerti satu sama lain, kamu boleh patah hati. Saat kamu sudah lelah dengan hubungan yang hanya bergerak mundur, kamu boleh patah hati. Saat kamu tidak lagi menemukan apa yang selama ini kamu cari, kamu boleh patah hati. Saat kamu, pada akhirnya, memutuskan hubungan dengan yang kamu cintai, kamu boleh patah hati. Hingga saat kamu merindukan semuanya itu, kamu juga boleh patah hati. Ber-patah-hati-lah kamu.  Rasakanlah sakit, kecewa, sedih, marah, dan benci. Rasakanlah supaya kamu tahu bagaimana rasanya patah hati.