Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2020

Masa Depan, Ketidaktahuan, dan Ketakutan

Pernahkah kamu memikirkan bagaimana jadinya kita nanti di masa depan? Terkadang aku melakukannya. Berbagai kemungkinan yang akan terjadi  di masa depan sangat tidak terbatas. Sejujurnya aku takut, terutama ketika memikirkan bagian terburuknya. Aku tidak tahu akan seperti apa aku lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, dua puluh tahun lagi. Tidak ada yang bisa mengetahuinya. Ketidaktahuan itulah yang membuatku takut. Aku takut sekali hal yang sangat buruk terjadi pada diriku di masa depan nanti. Aku sangat takut kehilanganmu lagi. Entah kamu pergi dengan orang lain, atau pergi ke dunia lain. Yang jelas, aku tidak dapat menemui lagi, sebagai pasanganku. Apakah kamu memiliki ketakutan yang sama? Tetapi, di balik rasa takut itu, tersimpan keberanian yang lebih besar. Aku masih ingat ketika pertama kali aku jatuh cinta kepadamu. Pagi itu aku sedang melihat ke arah pintu masuk kelas, lalu tak lama kamu datang dan masuk ke kelas, berjalan menuju meja paling belakang,

Feel Alive

Aku telah egois. Jika saja hari itu aku benar-benar mati. Mungkin hari ini tidurmu tidak akan pernah nyenyak. Perasaan bersalah itu, pasti selalu menghantuimu, menjadi mimpi burukmu di setiap malam. Meskipun saat itu kamu mengatakan bahwa kamu sudah tidak mencintaiku lagi. Meskipun mungkin saat ini kamu sedang berada di pelukannya kembali. Tidak mungkin bila kamu tidak menangisiku setiap hari. Pasti kamu akan mengutuk dirimu sendiri, kamu pasti membenci dirimu sendiri. Mungkin kamu adalah orang yang akan paling rajin mendatangi makamku. Kamu mungkin akan mengalami penyesalan terbesar dalam hidupmu. Hari-harimu pasti berantakan. Kuliahmu tidak berjalan lancar. Kamu hanya bisa menyesal dan menangis. Kamu akan merasa menjadi orang paling jahat yang pernah ada. Kamu mungkin akan menjadi orang yang sangat merindukan keberadaanku, karena akulah yang selalu menemani hari-harimu dalam hampir tujuh tahun ke belakang. Aku mendampingimu bertumbuh. Lalu tiba-tiba kamu harus bertumbuh

Merindu dan Harapan Agar Kamu Baik-baik Saja

Dipaksa untuk berpisah darimu membuat setiap pertemuan kita terasa semakin berharga. Pernahkah kamu menyisihkan sebentar waktumu untuk merenungkan apa yang telah terjadi di antara kita? Aku sering. Bernostalgia, entah berwujud kenangan pahit atau bahagia. Entah berakhir tangis atau tawa. Aku masih ingat bagaimana kita menjadi dekat. Bagaimana setiap pelukmu terasa hangat. Bagaimana senyummu menjadi tenaga penyemangat. Bagaimana akhirnya kita tak hanya menjadi dekat, tapi berujung lekat. Karenamu, aku belajar menjadi dewasa. Bersamamu, aku belajar menjadi manusia. Denganmu, aku belajar menderita. Darimu, aku belajar berbahagia. Bagiku, kamu adalah segalanya. Aku tidak berlebihan juga tidak sedang mengada-ada. Kamu lihat sendiri bagaimana aku memperlakukanmu sehari-harinya. Kamu rasakan sendiri bagaimana aku menganggapmu istimewa. Kita pernah gagal. Itu menyakitkan bukan? Yang awalnya berkawan, ujungnya berlawan.  Kita pernah berdiri di

Duduk Sendirian dan Perasaan Ditinggalkan

Langit lebih gelap dari biasanya Udaranya dingin dan menusuk Tapi tidak dengan orang lain Hanya mendung di atas kepalaku saja Matahari menyinari seluruh kota siang itu Tapi tidak berlaku bagiku Ia enggan menyinariku lagi Aku hanya beban baginya Resah, aku bertanya salahku apa Tidak ada yang punya kunci jawabannya Aku kehabisan waktu menyelesaikannya Nilaiku nol di matanya Gelisah, aku berusaha menjawab sendiri Pikirku perbaikan masih bisa terjadi Harapku cemas Lututku lemas Aku menghampiri kaca yang terpaku di dinding Terlihat wajah putus asa, harap-harap cemas Kaca pun enggan menunjukkan keindahan Hanya terpantul ketakutan dan kegagalan Aku berjalan ke sisi berlawanan Sekarang sudah sendirian Tempatku bersandar telah disita pemilik sesungguhnya Tempatku berteduh telah melindungi yang lain Seutas tali menjuntai dari atas pohon "Bergantung saja padaku," katanya Tidak lagi ada tempat untuk bergantung Hanya seutas tali yang peduli Aku mengh