“Lucky I’m in love with my best friend…
Lucky to have been where I have been…
Lucky to be coming home again…”
Aku ingat bagaimana emosi yang kamu keluarkan saat menyanyikan sebuah lagu berjudul ‘Lucky’ milik Jason Mraz dan Colibie Caillat di depan mataku. Kamu seakan memberikanku sebuah sinyal untuk aku tangkap. Seperti lagu tersebut yang menceritakan tentang kisah cinta yang bermula dari sebuah persahabatan, kamu juga ingin persahabat yang kita bangun dapat menuju ke dunia yang lebih luas; dunia percintaan.
Kamu pandai memberi kode kepadaku, aku pandai berpura-pura tidak mengetahuinya.
Sama seperti kamu, aku juga menginginkan hal itu terjadi pada kita. Tapi seperti yang kamu ketahui selama ini, aku adalah seorang pemikir yang dalam mengambil keputusan selalu menimbang-nimbang terlebih dahulu, karena aku tidak ingin terjebak di lubang yang salah. Aku bukannya takut dalam menghadapi resiko yang ada, tapi aku hanya tidak ingin memasuki tempat yang tidak perlu. Aku selalu berpikir menggunakan logika, karena hati sering kali berbohong dan menyalahi realita yang ada. Cinta bukanlah mainan yang bisa dimainkan kapan saja dan ditinggalkan apabila sudah merasa bosan. Cinta itu butuh keseriusan, dan aku berpikir serius untuk mulai berbagi cinta denganmu, sahabat paling cantik yang pernah aku punya.
Aku tidak ingin cinta merusak persahabatan yang telah kita bangun, tapi aku tidak bisa menolak ketika aku mulai jatuh cinta dengan sahabatku sendiri.
Entah bagaimana bisa aku jatuh cinta kepada wanita yang ceroboh seperti kamu. Yang aku ingat, setiap kali kita sedang bercanda pasti aku merasa seperti ada kupu-kupu yang terbang dan hinggap di dalam perutku; rasanya geli sekali. Jantungku juga berdebar lebih ekstrim dari biasanya setiap kali kamu melemparkan senyum manismu kepadaku. Bahkan yang lebih aneh, aku rasanya selalu ingin marah setiap kali kamu dekat dengan laki-laki lain atau kamu sedang menceritakan tentang mantanmu yang paling brengsek dan paling aku benci itu. Aku mulai merasakan cemburu kepada wanita absurd dan konyol sepertimu. Aneh sekali.
Awalnya aku menghiraukan perasaan aneh itu. Bahkan aku sempat membantah jika harus mengakui bahwa aku mulai menyayangimu lebih dari sahabat. Tapi semakin sering kita menghabiskan waktu bersama, semakin aku merasakan perasaan aneh itu mendominasi tubuhku. “Apakah aku benar-benar mulai jatuh cinta pada kamu?” tanyaku saat itu tak percaya.
Setelah berhasil mendapatkan jawaban dari pertanyaanku, akhirnya setahun yang lalu, tepat pada hari ini tanggal 10 Juni, aku memberanikan diriku untuk menyampaikan semua yang mengganjal di hatiku; aku menyatakan cintaku kepadamu.
“Jadian yuk?” Ucapku kaku sembari memegang setangkai bunga mawar merah yang aku beli semalam sebelum kalimat sakti itu keluar dari bibir seksiku.
Kamu terlihat sangat kaget dan tak percaya mendengar kalimat sakti itu keluar dari mulut seorang lelaki jangkung dengan gangguan kejiwaan yang tak pernah kamu sangka akan menjadi pasanganmu saat ini. Aku sendiri pun tidak percaya akan mengatakan itu kepadamu. Percaya atau tidak, realitanya adalah kita akhirnya saling tahu bahwa selama ini ternyata kita saling mencintai.
Kemudian persahabatan menjadi jauh lebih sempurna, karena kita menghadirkan cinta di dalamnya tanpa perlu saling menyembunyikan lagi.
¯¯¯
Banyak sekali pelajaran dan pengalaman berharga yang aku dapatkan dari semua yang telah kita jalani dan lalui bersama selama setahun ini. Untuk itu, izinkanlah aku untuk berterima kasih kepadamu.
Terima kasih karena kamu telah mengajariku tentang kedewasaan. Setelah aku menemukan pasangan yang dapat menggenapkan seperti kamu, aku jadi belajar untuk mendewasakan diri. Aku belajar memahami bahwa aku dan kamu tak harus selalu bersama. Raga kalian boleh saja berpisah, toh hati kita tetap saling melekat. Tidak bertemu saban hari juga bukan merupakan akhir dunia. Aku dan kamu saling dewasa dan bisa mengupayakan cara lainnya supaya komunikasi di antara kita tetap berjalan sempurna walau tanpa bertatap muka.
Terima kasih karena kamu telah mengajariku untuk mempercayai dan menghargai. Walaupun kita saling memiliki, tapi aku dan kamu tetap memiliki batasan sendiri. Walaupun kita menjalin hubungan bersama, aku dan kamu tetap saling menghargai dan memposisikan pasangan sebagai manusia merdeka yang memiliki kebebasan untuk menjalankan aktivitasnya. Menjalin cerita denganmu yang mampu menggenapkan tidak membuatku kehilangan identitas maupun jati diri sebagai manusia.
Terima kasih karena kamu telah mengajariku untuk menjadi seorang pemaaf. Beda pendapat dan pemikiran merupakan hal yang lumrah dalam menjalin hubungan. Aku dan kamu tentu memiliki ego yang ada di kepala. Di dalam merangkai kisah asmara bersama, kita sering kali tak sejalan. Keinginanmu tak sesuai dengan kemauanku, begitu pula dengan harapanku yang tak sejalan dengan impianmu. Namun, bersama dengan kamu membuat argumen serta pendapat yang berbeda itu justru membuat kita untuk semakin memahami dan saling memaafkan jika terdapat ketidaksesuaian. Kamu dan aku tidak memutuskan untuk berpisah walaupun pertengkaran datang dengan jumlah yang tidak terkira. Dengan adanya pertengkaran yang pernah terjadi justru membuat kita malah semakin dekat. Pertengkaran juga menyadarkan kita bahwa aku dan kamu memang tak bisa dipisahkan. Justru kita harus makin erat bekerjasama untuk menyamarkan perbedaan yang ada.
Terima kasih karena kamu telah mengajariku untuk menerima. Aku tahu tentang baik-burukmu. Aku tahu bahwa kamu memang bukanlah orang sempurna. Terkadang kamu juga menjadi orang paling menyebalkan di dunia. Sesekali aku juga merasa jengkel padamu. Tapi semakin hari, aku semakin sadar bahwa aku tidak ingin kehilangan kamu. Meski aku sudah tahu baik-buruknya, perasaanku kepadamu jauh lebih besar dari perasaan yang pernah aku rasakan sebelumnya. Bahkan pertengkaran dengannmu bisa terasa tidak memberatkan lagi. Belajar menerima ternyata mampu membuatku semakin mencintaimu.
Terima kasih karena kamu telah membiarkanku untuk menjadi diriku seutuhnya. Mungkin saat di depan orang lain aku bisa jaim atau sedikit menutupi aib diri sendiri. Berbeda saat aku berhadapan denganmu, aku justru merasa nyaman menjadi diriku sendiri. Aku tidak perlu khawatir harus menjaga image saat bertemu kamu. Saat kamu datang menghampiriku, aku tidak harus memasang pose manis untuk menyambutmu. Aku merasa bebas menunjukkan sifat-sifat anehku kepadamu.
Terima kasih karena diriku–dengan segala kekurangan dan kelebihan–yang aku tunjukan apa adanya kepadamu tak pernah membuatmu berkeinginan untuk meninggalkanku. Karena bagaimana pun, pasangan sejati bukanlah seseorang yang mencintai kelebihan saja, tapi juga menerima kekurangan dengan tangan terbuka.
Terima kasih karena kamu selalu mau untuk berjuang bersamaku tanpa merasa bahwa dirimu yang paling banyak berkorban. Cinta yang sehat adalah cinta seimbang dan tak berat sebelah. Dalam sebuah hubungan dua orang, tidak ada yang merasa berkorban lebih banyak atau merasa berjuang lebih besar untuk mempertahankan hubungan. Hubungan yang baik justru ketika dua orang itu bisa saling mencintai dalam kadar yang sama. Itu yang aku rasakan saat berjuang bersamamu. Aku dan kamu sama-sama berjuang saling menjaga cinta yang ada. Kita sama-sama ingin mempertahankan hubungan sampai ke pelaminan. Karena bagaimana pun, hubungan yang indah tidaklah dibangun oleh satu orang saja, tapi olah dua hati manusia.
Sebenarnya masih banyak terima kasih yang ingin kuucapkan kepadamu, tapi aku rasa itu semua sudah mewakili apa yang aku rasakan selama membangun hubungan ini bersamamu.
Satu lagi yang terpenting dari semuanya: Terima kasih karena hingga detik ini kamu masih setia untuk menggenapkan, menciptakan banyak kenangan, dan menata masa depan bersamaku.
Happy anniversary
Aku mencintaimu, Alivia Rosearynandira.
Ini lagu yak ? ehehew
ReplyDelete