Jantung yang cuma satu-satunya itu menggelinding. Lalu remuk dilindas truk. Malam itu jalanan sangat ramai. Tapi sungguh tidak ada apa-apanya dibanding isi kepala pria itu. Isi kepalanya berseteru hebat, sampai terpecah menjadi dua kubu. Kita sebut saja Kubu Kanan dan Kiri agar lebih mudah mengingatnya. Kata "apa-apa" yang keluar dari mulut wanita yang duduk di jok belakang sepeda motornya menimbulkan perdebatan di otak sang pria. Kubu Kanan begitu polos mempercayainya. Kubu Kiri terlalu kritis menentangnya. Pria itu termenung di antaranya. Sakit kepala. Luka lama yang sudah dipendam dalam-dalam, kembali infeksi menimbulkan nyeri. Prasangka demi prasangka bangkit dari kubur. Dalam sekejap tumbuh subur. Siap disayur. Keributan dua kubu sempat mereda, saat si pria kehilangan kata-kata. Jalanan masih sangat ramai, tapi dia tidak bisa mendengar apa-apa. Selain "apa-apa" yang diputar ulang ribuan kali oleh kepalanya. Air mata tertahan di bendun
Isi kepala tertuang dalam kata-kata