Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2020

Luka dan Akhir Bahagia

Kali ini, lagi-lagi, tentang luka. Juga tentang keinginanku untuk sembuh. Entah aku sedang sakit apa, tapi sakitnya terasa nyata. Entah kapan aku bisa sembuh dan kembali sepenuhnya ceria, aku tak tau pastinya. Yang aku yakini, ini pasti ada penawarannya, tak lama lagi luka ini tiada. Sudah melebihi setengah tahun nyeri yang sama menyelimuti dada. Kadang aku lewati dengan biasa saja, tapi tak jarang pukulan telak yang mengarah tepat ke kepalaku ini sangat mengganggu. Saking menyebalkannya, aku kadang melihatmu sebagai sosok yang aku benci, membuatku lupa bahwa kamu adalah perempuan yang paling aku cintai saat ini. Luka lebam itu membuatku tak sadar betapa berharganya dirimu. Namun, aku tak selemah sebelumnya. Segala bentuk penghancuran dan penghinaan diri yang kamu berikan justru membuatku semakin kuat. Kadang memang tak ada salahnya juga berjalan sendirian di tengah-tengah badai pasir di padang Afrika, badai salju di daratan Rusia, badai ombak di lautan Jepang, atau badai di

Manusia, Hujan, dan Hatinya yang Misterius

Isi hati manusia itu misterius. Tidak ada yang bisa menebaknya, bahkan dirinya sendiri. Perasaan itu, selalu saja berubah sepanjang hidupnya. Perasaan itulah yang membentuk dirinya hari ini. Baik, jahat, suka, benci, bahagia, marah, lega, sesak, senang, menderita, tawa, tangis, riang, luka, ceria, trauma, gembira, kecewa, semua itu yang menjadikan ia manusia. Semua itu yang mengisi hidupku, hidupmu, hidup setiap orang. Kadang datang bergantian, kadang bersamaan. Itu juga yang mengiringi kita, sampai kepada bentuk kita saat ini, hari ini, hari di mana kamu membaca ini, dengan suaraku terbayang di kepalamu, dengan senyum sumringah terlukis di wajah manismu, terapit oleh pipi besarmu yang menggemaskan itu. Sementara aku sendiri saat menulis ini sembari membayangkan apa yang aku tulis pada kalimat sebelum ini. Meskipun ada prakiraan cuaca, hujan kadang muncul tiba-tiba tanpa terduga. Atau, tiba-tiba panas terik menyengat muncul pada siang hari di tengah musim hujan. Yang ingin aku k

Cerita Tentang Seorang Laki-laki yang Sedang Duduk Sendiri

Aku suka duduk sendiri dan merenung Sesekali aku menepi Mengisi kursi kosong Di taman; di trotoar; di pikiranmu Tidak ada siapa-siapa di kanan-kiriku Hanya dedaunan gugur layu Tertiup terbang bersama debu Suara angin menderu Hanya aku dan pikiranmu Aku tenggelam tenang Membayangkan seumur hidup kelak bersamamu Tenang berpindah senang Merasakanmu mendaratkan pelukanmu Senang bergeser menang Hari kemenangan bukanlah lebaran Tapi saat di mana kamu menenggelamkanku Ke dalam pelukanmu Pikiranku mengoceh tak jelas Tersenyum sendiri terbayang Bahagianya hari ini aku adalah bagianmu Kamu adalah bagianku Tuturku tak karuan begini Sampai kamu tidak mengerti Satu yang perlu kamu mengerti: Aku menyayangimu tanpa henti Aku masih duduk sendiri Tadinya sempat bersama luka Tapi sudah kuusir pergi Karena aku dan kamu ingin bahagia Sudah cukup berbicara sendiri Mentari berpindah ke belahan bumi lain Waktunya berdiri dan pulang Kembali padamu yan