Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2014

Rumahku Istanaku

Menemukan seseorang yang kita butuhkan itu seperti menemukan rumah yang selama ini kita cari saat kita tersesat, karena rumah adalah tempat yang paling kita butuhkan. Kita selalu merasa aman, nyaman, tenang ketika berada di rumah. “Rumahku istanaku” terbukti bukan ungkapan omong kosong. Dan aku rasa aku sudah menemukan rumahku, sebuah rumah sederhana namun mampu untuk selalu menjagaku bernapas hingga renta. Sebuah rumah yang mampu melindungiku dari dinginnya gemuruh hujan dan tajamnya sengatan sinar mentari yang melukai pori-pori. Sebuah rumah yang selalu ku rindukan ketika aku sedang jauh darinya. Sebuah rumah yang mampu menepis rasa lelah yang menyelimuti diri. Sebuah rumah untukku memulai dan menutup hari.  Sebuah rumah yang nyaman untuk tempatku pulang.  Sebuah rumah yang... Sudahlah, nggak akan ada habisnya jika aku terus mendeskripsikan rumah yang akan ku huni hingga napasku berhenti ini. Sayang, rumah yang aku maksud itu adalah kamu.  'Cause everytime I look at you

Sonnet XVII Pablo Neruda

I love you without knowing how, when, or from where I love you simply, without problems or pride I love you in this way because I do not know any other way of loving but this in which there is no I or you, so intimate that your hand upon my chest is my hand, so intimate that when I fall asleep your eyes close. Puisi romantis yang tersusun apik yang barusan kau baca itu aku curi dari buku " 100 Love Sonnets " karya  Pablo Neruda, seorang penyair berkebangsaan Chili yang keromantisannya begitu mendunia pada abad ke-20. Dengan mencuri puisinya ke dalam blog-ku ini, mungkin saja aku bisa tertular virus keromantisannya agar aku bisa menjadi sesosok pria romantis bagimu. Sepertinya aku sempat tidak sengaja tenggelam ke dalam kolam yang berisikan alkohol. Mana mungkin aku bisa menjadi sesosok pria yang romantis seperti Pablo Neruda. Yang benar saja wkwk.

Rindu yang Tak Pernah Mati

Perlahan namun pasti, detik waktu melangkah pergi. Siang, sore, malam dan pagi hadir bergantian untuk menyelimuti. Memang sering kali sang mentari mencerahkan hari. Namun tak jarang tetesan hujan hadir untuk mendamaikan bumi. Silau cahaya senja begitu indah untuk dipandangi. Walaupun setelah itu datanglah angin malam yang menusuk pori-pori. Semuanya hadir untuk saling mengganti. Namun dari semua pergantian itu, ada hal yang perlu kamu ketahui. Rinduku padamu selalu hadir dalam setiap pergantian itu. Rinduku padamu yang tak akan pernah mati.