Ada hal yang menyenangkan sekaligus tidak menyenangkan; Rindu kamu. Ketika hanya bisa melamun. Membayangkan jemari kita saling menggengam. Berjalan berdua tanpa arah. Yang kita tahu hanya kita ingin terus bersama. Itu saja. Tak jarang mataku mencuri-curi pandangan. Menatapmu dalam sampai tenggelam. Tak jarang pula kamu menyadari itu, membalas pandangan. Disertai senyum simpul menenangkan. Mendongak sedikit ke atas karena nyatanya tulang-belulangku jauh menjulang di atas tengkorakmu. Menjulang tinggi sampai Mars. Ulah cantik senyummu yang membuatku meroket tanpa perlu hadirnya NASA. Kemudian saling melempar muka ke arah yang berbeda. Kedua pipi memerah tentu saja. Jantung? Entah sudah tercebur di mana. Menggelinding jauh meninggalkan kita berdua. Meninggalkan pikiran kita yang terjerat bahagia. Kejadian itu bagai siklus yang sudah terulang sejak mawar merah dari tasku berpindah ke tas milikmu, beserta ungkapan bahwa kamu telah menjadi milikku. Bahkan jauh sebelum itu sebetulnya. Se
Isi kepala tertuang dalam kata-kata