Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Rindu dan Riuh di Kepala

Ada hal yang menyenangkan sekaligus tidak menyenangkan; Rindu kamu. Ketika hanya bisa melamun. Membayangkan jemari kita saling menggengam. Berjalan berdua tanpa arah. Yang kita tahu hanya kita ingin terus bersama. Itu saja. Tak jarang mataku mencuri-curi pandangan. Menatapmu dalam sampai tenggelam. Tak jarang pula kamu menyadari itu, membalas pandangan. Disertai senyum simpul menenangkan. Mendongak sedikit ke atas karena nyatanya tulang-belulangku jauh menjulang di atas tengkorakmu. Menjulang tinggi sampai Mars. Ulah cantik senyummu yang membuatku meroket tanpa perlu hadirnya NASA. Kemudian saling melempar muka ke arah yang berbeda. Kedua pipi memerah tentu saja. Jantung? Entah sudah tercebur di mana. Menggelinding jauh meninggalkan kita berdua. Meninggalkan pikiran kita yang terjerat bahagia. Kejadian itu bagai siklus yang sudah terulang sejak mawar merah dari tasku berpindah ke tas milikmu, beserta ungkapan bahwa kamu telah menjadi milikku. Bahkan jauh sebelum itu sebetulnya. Se

Hujan Lebat Seumur Hidup

Di luar sedang hujan. Kamu jangan keluar, nanti kebasahan. Kamu tetap jangan keluar, nanti kedinginan. Di sini saja, bersamaku. Ambil secangkir teh yang kubuatkan untukmu itu. Minumlah, hangat hatimu. Kenapa aku hanya buatkan satu? Bukankah aku juga suka teh? Tidak apa. Hal yang jauh lebih menghangatkan tubuhku adalah ketika tahu bahwa kamu di sini sedang berbahagia. Jangan minum tergesa-gesa. Masih panas, tiuplah dulu. Bersantailah. Tenangkan dirimu. Aku harap kamu menikmati segala yang aku berikan padamu. Tidak, tidak perlu membalas apa-apa. Tapi bolehkah aku meminta satu hal? Tersenyumlah buatku. Sepertinya hujan ini akan turun seumur hidupmu. Sudah, kamu tidak perlu ke mana-mana lagi, di sini saja. Tinggal bersamaku. Pelukku tempat tidurmu. Hidupku duniamu. Di sini saja. Tehmu sudah hampir habis. Mau tambah lagi?