Skip to main content

Badai Untuk Kita


Aku rasa akhir-akhir ini kita sedang dihadapkan dengan badai. Badai itu tidak terlalu besar, tetapi itu cukup menyiksa untukku, karena ia datang berkali-kali di waktu yang tak terduga. Dan tentu saja aku tidak pernah siap untuk menghadapi badai itu. Badai itu bernama masalah. Nama yang sangat jelek. Bukan hanya namanya, tapi kelakuannya juga sama jeleknya. Aku benar-benar membencinya.

Sejak pertama kali berkenalan dengan masalah, aku langsung membencinya. Ia selalu membawa petaka bagi siapa saja yang ditemuinya. Entah keluargaku, teman-temanku, bahkan diriku sendiri sering kali dibuat susah olehnya. Tapi aku benar-benar membenci masalah ketika dia berusaha mengusik sebuah "kita" yang sudah aku dan kamu bangun susah payah dari nol. 

Semakin tinggi pohon tumbuh, semakin kuat pula angin yang menerpanya. Itu yang tengah kita rasakan. Semakin lama kita bersama, semakin kuat pula masalah-masalah yang berusaha merusak kita. Dan aku semakin merasa kesusahan dalam menghadapinya.

Entah sudah berapa puluh kali hati ini terasa patah tiap kali kita sedang sama-sama merasa tak nyaman karena pertengkaran. Entah sudah berapa puluh kali air mata ini menetes tiap kali aku berusaha untuk berdiri kokoh, seakan tidak pernah terjadi apa-apa di antara kita. Entah sudah berapa kali kepalaku mengeras minta dipecahkan tiap kali kita saling mendiamkan diri, entah karena aku yang berulah atau kamu yang mencari masalah. Setiap kali kita bertengkar, apa pun yang kita permasalahkan, aku rasanya ingin mati.

Mungkin kamu berpikir bahwa aku ini adalah pria yang tinggi, kuat dan tahan banting. Tapi itu salah besar. Fisikku memang terlihat gagah, namun hatiku sama seperti kamu; mudah rapuh jika disakiti. Aku juga sama seperti kamu yang bisa menangis jika perasaanku dilukai. Aku juga sama seperti kamu yang butuh kelembutan dan kasih sayang. Aku dan kamu itu sama. Kita sama-sama lemah, sama-sama rapuh. Tapi untuk itulah aku dan kamu diciptakan menjadi kita. Dengan berdua, kita mampu untuk saling menguatkan. Ya walaupun kenyataannya masalah sering kali melemahkan kekuatan itu.

Tapi di balik itu semua, ternyata masalah mempunyai kebaikannya sendiri.

Masalah mampu mendewasakan kita.

Dengan adanya masalah, kita mampu belajar untuk mengendalikan pertikaian. Dengan adanya masalah, kita mampu berbesar hati untuk saling memaafkan.
Dengan adanya masalah, kita mampu untuk mengintrospeksi diri sehingga kita mampu memperbaiki kualitas diri agar menjadi pribadi yang lebih baik untuk di kemudian hari.

Masalah mampu menguatkan kita.

Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa masalah mampu menguatkan kita, sedangkan banyak pasangan di luar sana yang menyerah di tengah perjalanan karena datangnya masalah. Masalah tentu saja bisa dengan sekejap menghancurkan kita, tapi jika kita bersikap dewasa terhadap masalah yang datang, aku berani bertaruh jika masalah tidak akan mampu sedikit pun mencolek kokohnya cinta kita, justru masalah malah mampu menguatkan kita.

Dengan adanya masalah, aku semakin sadar jika aku benar-benar membutuhkanmu. Setiap kita saling mendiamkan diri, aku merasa kehilangan sosokmu yang selalu mampu menerbitkan tawa di hidupku. Aku merasa kehilangan kekuatan, karena kamulah yang selalu mampu menguatkanku. Semenjak kita bersama, hidup ini terasa rumit dijalani jika tanpa kamu. Masalah mampu menyadarkanku akan hal itu. Jika tidak ada masalah, mungkin aku akan merasa sombong karena aku selalu merasa mampu menghadapi semuanya sendirian.

Sayang, aku minta maaf jika selama ini aku selalu menghadirkan masalah di antara kebahagiaan kita. Aku minta maaf jika aku sering kali dikendalikan oleh keegoisan yang selalu diakhiri dengan pertengkaran. Aku minta maaf atas semua kesalahanku. Kamu boleh marah padaku. Kamu juga boleh memaki-maki aku. Tapi aku mohon kamu memaafkanku.

Marahmu memperbaiki aku, maafmu memperbaiki kita.

Sayang, sekuat apa pun kita berpegangan, masalah itu pasti akan terus datang untuk merenggangkan. Yang harus kita lakukan bukanlah menunggu badai itu reda, tapi genggamlah tanganku, mari sama-sama menari lewati hujan.


Untuk Livi,

With love.

Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan dan Misteri

Entah apa yang akan kita temui di depan sana nantinya. Aku juga tidak tahu. Hanya bisa menerka-nerka sesuatu yang belum pasti. Berkhayal akan terjadi apa di sana. Bermimpi akan seperti apa seharusnya hal itu terjadi. Namun ada satu hal penting yang sangat aku inginkan untuk terjadi: di waktu yang akan datang, aku dan kamu masih terus berjalan beriringan. Tentu saja masa depan tetap sulit ditebak, sedetail apa pun kamu memimpikannya. Bahkan jika kamu berhasil menghitung seluruh tetesan hujan yang jatuh ke tanah pada hari Kamis dari pukul dua siang hingga empat sore di dalam mimpimu itu. Pasti tetap akan ada yang meleset. Lalu berakhir pada ketakutan jika yang terjadi tidak sesuai harapan. Apa lagi jika yang terjadi malah jauh dari apa yang diinginkan. Tentu saja itu menyakitkan untuk dipikirkan. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Kita memang tidak bisa tau apa yang akan terjadi di depan sana, sebelum kita benar-benar bisa sampai ke sana dengan mengikuti sistem wa

Aku Kangen Kamu

Aku kangen kamu. Aku kangen duduk di sampingmu, lalu kita mulai membicarakan banyak hal; mulai dari yang remeh-temeh sampai ke hal yang serius. Aku kangen bercanda bersamamu. Aku kangen tertawa bersamamu. Aku kangen dengan candaanmu yang menggoda itu. :p Aku kangen dengan tangan isengmu yang suka mengelitikiku itu. Aku kangen suaramu yang selalu mampu melelehkanku. Aku kangen senyumanmu yang selalu berhasil membuatku lupa akan caranya berpijak di lantai. Aku kangen ketika kamu mulai mengeluh kelilipan di jalan saat kita sedang duduk berdua di sepeda motor Supra Fit butut hadiah dari papaku wkwk :p :p :p Aku kangen untuk membicarakan masa depan 'kita' bersamamu. Aku kangen untuk melayangkan cubitanku di pipimu. Aku kangen untuk mengacak-ngacak wajah dan rambutmu yang cantik itu. Aku kangen untuk menjadi pria manja dihadapanmu. Aku kangen duduk di taman berdua denganmu sembari mengobrol dan berteduh dari teriknya sengatan s

Retrospeksi

Dalam hitungan jam sebentar lagi tahun akan berganti, aku sejujurnya tidak ingin mengatakan kalimat klise ini, tapi menurutku memang ada benarnya juga, bahwa tidak terasa ternyata hari ini kita sudah berada di penghujung tahun, tepat di tanggal terakhir bulan Desember. Bagiku, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas balik, untuk mengingat kembali apa saja hal yang sudah kita lalui bersama, apa saja masalah yang sudah kita pecahkan bersama, apa saja kesulitan yang sudah kita hadapi bersama, apa saja kebodohan yang telah kita tertawai bersama, apa saja kejadian menyenangkan yang berakhir dengan senyum semringah kita berdua, juga kejadian lain yang berujung marah, sedih, kecewa, luka; segalanya yang terjadi di tahun ini, yang turut membentuk diri kita hari ini. Cobalah ingat kembali dan terima itu semua sebagai bagian dari dirimu, sekelam atau semenyenangkan apa pun, itulah kepingan-kepingan dalam perjalanan hidupmu yang merangkai kamu saat ini. Hal buruk banyak terjadi, tentu sa