Kepada perempuanku yang bertambah tua.
Pundakmu semakin berat. Untuk itu aku ucapkan selamat. 19 tahun sudah lamanya kamu menarik napas dan menghembuskannya kembali. Entah kamu sadari atau tidak, tarikan napasmu berikutnya akan terasa lebih berat dari sebelumnya. Seperti beban yang kamu pikul di kedua pundak mungilmu itu.
Pundakmu semakin berat. Beban yang mesti kamu pikul bertambah padat. Jurang di masa depan terbuka lebar-lebar. Aku ingin memberitahukanmu bahwa hati-hatilah dalam melangkah. Tidak perlu begitu takut, mungkin kamu akan tersandung sedikit. Saranku, tetaplah berpegang pada kebenaran, walaupun itu bertentangan dengan apa yang kamu pegang selama ini, di dalam benakmu.
Singkirkan batu panas di kepalamu serta keegoisan yang sudah begitu matang di dalamnya. Dunia ini bukan duniamu, tapi dunia semua orang. Aspal tidak akan berubah menjadi permen walaupun kamu ingin itu terjadi. Maksudku, kamu tidak akan pernah bisa sepenuhnya menjadikan orang seperti sosok ideal dalam pikiranmu, karena mereka punya kesadarannya sendiri. Beradaptasilah dengan baik. Mampu tempatkan dirimu di berbagai situasi. Kamu selayaknya bisa, karena kamu adalah perempuan kuat.
Kekanak-kanakan itu, ah, tinggalkanlah. Pundak anak kecil tidak akan sanggup memikul dunia yang ganas. Kamu perlu mendewasa untuk bisa menaklukkannya. Aku berharap kamu mampu belajar dari kamu yang dulu, kamu yang polos, kamu yang naif, kamu yang tidak lebih baik dari kamu hari ini. Jangan berhenti belajar, sekecil apa pun itu.
Terakhir, kepada perempuanku yang bertambah tua, tetaplah menua bersamaku.
Selamat berulang tahun, kamu.
Comments
Post a Comment