Skip to main content

Retrospeksi


Dalam hitungan jam sebentar lagi tahun akan berganti, aku sejujurnya tidak ingin mengatakan kalimat klise ini, tapi menurutku memang ada benarnya juga, bahwa tidak terasa ternyata hari ini kita sudah berada di penghujung tahun, tepat di tanggal terakhir bulan Desember.

Bagiku, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas balik, untuk mengingat kembali apa saja hal yang sudah kita lalui bersama, apa saja masalah yang sudah kita pecahkan bersama, apa saja kesulitan yang sudah kita hadapi bersama, apa saja kebodohan yang telah kita tertawai bersama, apa saja kejadian menyenangkan yang berakhir dengan senyum semringah kita berdua, juga kejadian lain yang berujung marah, sedih, kecewa, luka; segalanya yang terjadi di tahun ini, yang turut membentuk diri kita hari ini.

Cobalah ingat kembali dan terima itu semua sebagai bagian dari dirimu, sekelam atau semenyenangkan apa pun, itulah kepingan-kepingan dalam perjalanan hidupmu yang merangkai kamu saat ini.

Hal buruk banyak terjadi, tentu saja. Kita terluka dan tak kunjung sembuh juga, itu hanya salah satunya. Beberapa kali hubungan kita tidak berjalan dengan menyenangkan, tak terhitung sudah berapa kali kita menengok ke belakang, melihat ke masa lalu kelam yang tidak mudah hilang, menjadi beban yang mengusik tenang. Namun, coba perhatikan jejak langkah kaki yang tercetak di jalan, ternyata kita sudah melangkah sejauh ini untuk meninggalkan kepayahan di masa lalu. Meskipun sesekali teringat lagi, tapi jangan lupakan bahwa pada kenyataannya kita terus melangkah maju, menorehkan kenangan-kenangan bahagia yang baru, menjadikan kita manusia yang lebih baik lagi dari tahun lalu.

Banyak hal buruk bukan berarti tidak ada hal baik yang terjadi. Kembali menemukan tempat untuk pulang, merupakan hal terbaik yang kita alami tahun ini. Rumah lama yang sempat terbengkalai karena tidak lagi diurusi (tentu aku tidak akan bisa mengurusnya sendiri tanpamu), kini sudah jauh lebih rapi dengan sedikit renovasi di sana-sini. Menjadi tempat paling nyaman untuk menjadi diri sendiri, tempat untuk pulang setelah berlelah-lelah menghadapi hari. Rumah ini akan selamanya menjadi rumah yang tumbuh, harapku.

Jika hanya boleh memilih satu kata untuk menggambarkan tahun ini, menurutku "pendewasaan" adalah kata yang paling tepat. Setelah tahun sebelumnya diwarnai dengan sifat kekanak-kanakan, penuh penolakan, lari dari tanggung jawab, lalai mencintai diri sendiri, seenaknya, tidak menghargai kehidupan, dan penuh keputusasaan, maka tahun ini adalah saatnya proses pendewasaan. Semua hal tidak berjalan sesuai keinginan, apa yang sudah direncanakan hancur berantakan, apa yang diimpikan berakhir sebatas angan, itu semua adalah kewajaran. Tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, apa lagi menuduh diri sendiri biang keladinya. Akui kegagalannya, perbaiki kesalahannya, terima konsekuensinya, dewasalah.

Entah apa lagi yang akan menanti kita di tahun depan, semua masih menjadi kejutan, tapi yang jelas aku berharap semoga akan ada lebih banyak lagi hal baik yang terjadi, berbagai bentuk kebahagiaan baru yang belum sempat ditemui tahun ini. 

Sampai berjumpa lagi di bulan Januari.

Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan dan Misteri

Entah apa yang akan kita temui di depan sana nantinya. Aku juga tidak tahu. Hanya bisa menerka-nerka sesuatu yang belum pasti. Berkhayal akan terjadi apa di sana. Bermimpi akan seperti apa seharusnya hal itu terjadi. Namun ada satu hal penting yang sangat aku inginkan untuk terjadi: di waktu yang akan datang, aku dan kamu masih terus berjalan beriringan. Tentu saja masa depan tetap sulit ditebak, sedetail apa pun kamu memimpikannya. Bahkan jika kamu berhasil menghitung seluruh tetesan hujan yang jatuh ke tanah pada hari Kamis dari pukul dua siang hingga empat sore di dalam mimpimu itu. Pasti tetap akan ada yang meleset. Lalu berakhir pada ketakutan jika yang terjadi tidak sesuai harapan. Apa lagi jika yang terjadi malah jauh dari apa yang diinginkan. Tentu saja itu menyakitkan untuk dipikirkan. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Kita memang tidak bisa tau apa yang akan terjadi di depan sana, sebelum kita benar-benar bisa sampai ke sana dengan mengikuti sistem wa

Aku Kangen Kamu

Aku kangen kamu. Aku kangen duduk di sampingmu, lalu kita mulai membicarakan banyak hal; mulai dari yang remeh-temeh sampai ke hal yang serius. Aku kangen bercanda bersamamu. Aku kangen tertawa bersamamu. Aku kangen dengan candaanmu yang menggoda itu. :p Aku kangen dengan tangan isengmu yang suka mengelitikiku itu. Aku kangen suaramu yang selalu mampu melelehkanku. Aku kangen senyumanmu yang selalu berhasil membuatku lupa akan caranya berpijak di lantai. Aku kangen ketika kamu mulai mengeluh kelilipan di jalan saat kita sedang duduk berdua di sepeda motor Supra Fit butut hadiah dari papaku wkwk :p :p :p Aku kangen untuk membicarakan masa depan 'kita' bersamamu. Aku kangen untuk melayangkan cubitanku di pipimu. Aku kangen untuk mengacak-ngacak wajah dan rambutmu yang cantik itu. Aku kangen untuk menjadi pria manja dihadapanmu. Aku kangen duduk di taman berdua denganmu sembari mengobrol dan berteduh dari teriknya sengatan s