Skip to main content

Kontemplasi Jumat Pagi



Jam 1 pagi, ditemani merdunya pita suara para musisi yang karyanya dibajak dan tersimpan di laptopku secara ilegal, serta kebisingan kipas angin di kamar tempatku biasa mengurung diri, aku merenungkan banyak hal. Berkontemplasi, menghasilkan imajinasi liar, yang kemudian semuanya bermuara pada satu hal: memikirkan kamu. Sehari tanpa dihinggapi kamu di kepala seperti paru-paru tanpa udara, Jakarta tanpa macet, atau memasak Indomie rasa kari ayam tanpa setetes pun air; sulit dimengerti.

Ke sana ke mari, berlari hingga seribu kali mengitari bumi. Keringat menetes tiada henti, mengairi selokan, membanjiri jalan. Terbang menembus lapisan atmosfer paling tinggi, hingga oksigen tidak bisa dihirup lagi, mati terombang ambing di luar angkasa sendiri. Atau tenggelam hingga terperangkap di palung paling dalam, menembus mayat-mayat yang membusuk, berenang-renang hingga kemudian hanyut sampai hangus ditelan perut bumi. Di antara pemikiran absurd yang terlintas di kepala, terselip senyum kamu, yang entah bagaimana bisa, membuatku lebih gila daripada pemikiran-pemikiran gila pada kalimat-kalimat barusan.

Aku bangun dari pemikiran di luar akal, lalu pandanganku mengarah pada cetakan foto-foto kamu yang kujejerkan dalam rak buku, tepat di atas meja belajarku. Tempat yang kurasa sangat cocok untuk dihiasi pipi menggemaskanmu itu. Saat aku mulai merasa malas belajar, enggan membaca buku, apa lagi untuk segera menyelesaikan tugas-tugasku, kamu hadir seperti pengingat jika di masa depan ada sosok pendamping hebat yang harus aku nafkahi.

Mataku semakin berat. Dadaku mulai sesak. Organ tubuh yang lain juga serentak berorasi untuk memintaku tidur. Lalu aku berusaha untuk menyelesaikan tulisan ini. Setelahnya aku melompat ke atas tempat tidur. Berbaring, berusaha memejamkan mata, bersama renungan tentang kamu yang belum dan tidak akan pernah selesai. Yang kemudian aku gandeng hingga terperangkap dalam dunia mimpi.

Yang kemudian semuanya bermuara pada satu hal: memikirkan kamu.

Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan dan Misteri

Entah apa yang akan kita temui di depan sana nantinya. Aku juga tidak tahu. Hanya bisa menerka-nerka sesuatu yang belum pasti. Berkhayal akan terjadi apa di sana. Bermimpi akan seperti apa seharusnya hal itu terjadi. Namun ada satu hal penting yang sangat aku inginkan untuk terjadi: di waktu yang akan datang, aku dan kamu masih terus berjalan beriringan. Tentu saja masa depan tetap sulit ditebak, sedetail apa pun kamu memimpikannya. Bahkan jika kamu berhasil menghitung seluruh tetesan hujan yang jatuh ke tanah pada hari Kamis dari pukul dua siang hingga empat sore di dalam mimpimu itu. Pasti tetap akan ada yang meleset. Lalu berakhir pada ketakutan jika yang terjadi tidak sesuai harapan. Apa lagi jika yang terjadi malah jauh dari apa yang diinginkan. Tentu saja itu menyakitkan untuk dipikirkan. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Kita memang tidak bisa tau apa yang akan terjadi di depan sana, sebelum kita benar-benar bisa sampai ke sana dengan mengikuti sistem wa

Aku Kangen Kamu

Aku kangen kamu. Aku kangen duduk di sampingmu, lalu kita mulai membicarakan banyak hal; mulai dari yang remeh-temeh sampai ke hal yang serius. Aku kangen bercanda bersamamu. Aku kangen tertawa bersamamu. Aku kangen dengan candaanmu yang menggoda itu. :p Aku kangen dengan tangan isengmu yang suka mengelitikiku itu. Aku kangen suaramu yang selalu mampu melelehkanku. Aku kangen senyumanmu yang selalu berhasil membuatku lupa akan caranya berpijak di lantai. Aku kangen ketika kamu mulai mengeluh kelilipan di jalan saat kita sedang duduk berdua di sepeda motor Supra Fit butut hadiah dari papaku wkwk :p :p :p Aku kangen untuk membicarakan masa depan 'kita' bersamamu. Aku kangen untuk melayangkan cubitanku di pipimu. Aku kangen untuk mengacak-ngacak wajah dan rambutmu yang cantik itu. Aku kangen untuk menjadi pria manja dihadapanmu. Aku kangen duduk di taman berdua denganmu sembari mengobrol dan berteduh dari teriknya sengatan s

Retrospeksi

Dalam hitungan jam sebentar lagi tahun akan berganti, aku sejujurnya tidak ingin mengatakan kalimat klise ini, tapi menurutku memang ada benarnya juga, bahwa tidak terasa ternyata hari ini kita sudah berada di penghujung tahun, tepat di tanggal terakhir bulan Desember. Bagiku, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas balik, untuk mengingat kembali apa saja hal yang sudah kita lalui bersama, apa saja masalah yang sudah kita pecahkan bersama, apa saja kesulitan yang sudah kita hadapi bersama, apa saja kebodohan yang telah kita tertawai bersama, apa saja kejadian menyenangkan yang berakhir dengan senyum semringah kita berdua, juga kejadian lain yang berujung marah, sedih, kecewa, luka; segalanya yang terjadi di tahun ini, yang turut membentuk diri kita hari ini. Cobalah ingat kembali dan terima itu semua sebagai bagian dari dirimu, sekelam atau semenyenangkan apa pun, itulah kepingan-kepingan dalam perjalanan hidupmu yang merangkai kamu saat ini. Hal buruk banyak terjadi, tentu sa