Skip to main content

Seperti Terakhir Kali

Takut akan sebuah kehilangan merupakan reaksi yang wajar untuk dirasakan. Kebahagiaan atas kebersamaan yang selama ini terjalin, bisa saja tiba-tiba lenyap ditelan bumi, menghilang tanpa pernah bisa kembali. Segala canda tawa yang pernah tercipta, hanya bisa dikenang sebagai memori yang pernah terjadi. Kehilangan, sebesar apa pun kamu membencinya, pada saatnya ia akan datang juga, tanpa pernah menunggu kita siap untuk menghadapinya.

Menghargai dan menghidupi setiap pertemuan, hanya itu yang bisa dilakukan agar di masa depan tidak mesti memikul banyak penyesalan. Menganggap setiap pertemuan sebagai kemungkinan bahwa itu adalah pertemuan terakhir, membuat pertemuan itu menjadi semakin bermakna. Mungkin itu senyum terakhir yang akan aku lihat, mungkin itu tawa yang terakhir aku dengar, mungkin itu tangis terakhir yang akan membasahi pundakku, mungkin itu pelukan terakhir yang menghangatkan hariku. Tidak ada yang tau, juga tidak ada yang mampu memastikan bahwa hidup ini akan selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita mau. Ketidakjelasan dan ketidakpastian ini menghasilkan ketakutan yang teramat dalam, tetapi harus selalu dihadapi, karena hidup memang jalannya sudah demikian adanya.

Selama kesempatan untuk menatapmu masih ada, biarkan aku menatapmu lebih lama lagi, memandangi indahnya mata bulatmu lebih dalam lagi, menikmati segala reaksi bahagia yang dihasilkan tubuhku selama berada di dekatmu. Mengetahui bahwa tidak ada yang pasti di dunia ini, membuatku lebih bersyukur jika hari ini masih berkesempatan untuk menuliskan sesuatu untuk kamu baca, menggenggam tanganmu yang mungil dan lembut, menjemputmu sepulang kerja, juga berkesempatan untuk mencintaimu tanpa batas waktu.

Entah siapa yang nantinya akan pergi lebih dulu, yang terpenting adalah kita pernah, masih, dan terus akan menjadi sepasang yang saling mengasihi.

Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan dan Misteri

Entah apa yang akan kita temui di depan sana nantinya. Aku juga tidak tahu. Hanya bisa menerka-nerka sesuatu yang belum pasti. Berkhayal akan terjadi apa di sana. Bermimpi akan seperti apa seharusnya hal itu terjadi. Namun ada satu hal penting yang sangat aku inginkan untuk terjadi: di waktu yang akan datang, aku dan kamu masih terus berjalan beriringan. Tentu saja masa depan tetap sulit ditebak, sedetail apa pun kamu memimpikannya. Bahkan jika kamu berhasil menghitung seluruh tetesan hujan yang jatuh ke tanah pada hari Kamis dari pukul dua siang hingga empat sore di dalam mimpimu itu. Pasti tetap akan ada yang meleset. Lalu berakhir pada ketakutan jika yang terjadi tidak sesuai harapan. Apa lagi jika yang terjadi malah jauh dari apa yang diinginkan. Tentu saja itu menyakitkan untuk dipikirkan. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Kita memang tidak bisa tau apa yang akan terjadi di depan sana, sebelum kita benar-benar bisa sampai ke sana dengan mengikuti sistem wa

Aku Kangen Kamu

Aku kangen kamu. Aku kangen duduk di sampingmu, lalu kita mulai membicarakan banyak hal; mulai dari yang remeh-temeh sampai ke hal yang serius. Aku kangen bercanda bersamamu. Aku kangen tertawa bersamamu. Aku kangen dengan candaanmu yang menggoda itu. :p Aku kangen dengan tangan isengmu yang suka mengelitikiku itu. Aku kangen suaramu yang selalu mampu melelehkanku. Aku kangen senyumanmu yang selalu berhasil membuatku lupa akan caranya berpijak di lantai. Aku kangen ketika kamu mulai mengeluh kelilipan di jalan saat kita sedang duduk berdua di sepeda motor Supra Fit butut hadiah dari papaku wkwk :p :p :p Aku kangen untuk membicarakan masa depan 'kita' bersamamu. Aku kangen untuk melayangkan cubitanku di pipimu. Aku kangen untuk mengacak-ngacak wajah dan rambutmu yang cantik itu. Aku kangen untuk menjadi pria manja dihadapanmu. Aku kangen duduk di taman berdua denganmu sembari mengobrol dan berteduh dari teriknya sengatan s

Retrospeksi

Dalam hitungan jam sebentar lagi tahun akan berganti, aku sejujurnya tidak ingin mengatakan kalimat klise ini, tapi menurutku memang ada benarnya juga, bahwa tidak terasa ternyata hari ini kita sudah berada di penghujung tahun, tepat di tanggal terakhir bulan Desember. Bagiku, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas balik, untuk mengingat kembali apa saja hal yang sudah kita lalui bersama, apa saja masalah yang sudah kita pecahkan bersama, apa saja kesulitan yang sudah kita hadapi bersama, apa saja kebodohan yang telah kita tertawai bersama, apa saja kejadian menyenangkan yang berakhir dengan senyum semringah kita berdua, juga kejadian lain yang berujung marah, sedih, kecewa, luka; segalanya yang terjadi di tahun ini, yang turut membentuk diri kita hari ini. Cobalah ingat kembali dan terima itu semua sebagai bagian dari dirimu, sekelam atau semenyenangkan apa pun, itulah kepingan-kepingan dalam perjalanan hidupmu yang merangkai kamu saat ini. Hal buruk banyak terjadi, tentu sa