Kamu yang paling mengerti betapa kuat keinginanku untuk menyerah
Beberapa kali masih sempat terbesit di kepala
Rasa sakit yang tak pernah berkesudahan
Kukira aku sudah sepenuhnya menerima
Tapi ada kalanya nyeri di dada, yang rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum itu, datang lagi
Tak jarang datang berulang kali dalam sehari
Juga di saat aku hendak menyelesaikan kalimat ini
Aku masih di sini, menegakkan kepala, menguatkan kaki
Terlalu keras berusaha menghindari
Terlalu memaksakan diri untuk lari
Jujur, aku tak selalu kuat menghadapi
Sering kali aku bersembunyi
Aku masih di sini, membusungkan dada, jemari tangan terkepal di kedua sisi
Aku hanya ingin dihargai
Aku hanya ingin dicintai
Aku hanya ingin dilihat sebagai manusia, yang punya hati
Sebagaimana bekas luka di lututku yang tak pernah menghilang
Mungkin di hati ini juga sama
Setidaknya bekas luka di lututku ini tak pernah terasa nyeri lagi
Semoga apa yang ada di hati ini juga sama, meski entah kapan datangnya
Berjanjilah pada dirimu sendiri
Jangan digores kembali, ya?
Comments
Post a Comment