Skip to main content

Masih Berjalan

Kali ini seperti sedang berjalan pada sebuah jembatan tua yang rapuh dan berbahaya di tengah hutan belantara, tapi ya mau bagaimana, mesti dilalui meski terpaksa. Ingin kembali ke titik mula, jelas tidak bisa. Ingin segera sampai ke ujung satunya, tidak semudah itu juga. Pilihan termudah adalah menghempaskan diri ke dasar jurang yang sudah menanti di bawah sana, lalu menghilang di tengah kegelapan yang tak terjangkau sinar mentari. Jika harus terperangkap di bawah sana selamanya, tidak apa, tidak akan ada yang menyadarinya juga. Pernah berpikir, tidak ada lagi, itulah jalan keluar yang harus dipilih.

Pernah atau masih?

Masih berjalan, lelah tanpa jeda, dihadapkan dengan hanya dua pilihan: terus maju atau menyerah saja. Kaki memang terus melangkah tapi pikiran seperti tidak berjalan ke mana-mana, berputar di jalan yang itu-itu saja; dilema antara memaksakan kemajuan atau mengakui kekalahan. Kaki terus saja melangkah pada akhirnya.

Langkah kaki yang tak pernah berhenti itu membawaku sampai ke ujung jembatan, "Apakah ini akhir dari segala kepenatan?" Belum juga selesai menghela napas, tak lama kemudian di depan terlihat ada jembatan lain yang menanti untuk dilalui, beserta jurangnya yang dalam untuk membawaku tenggelam ketika langkah kaki ini mesti terhenti karena luka lebam. Jurang yang bersedia menguburku bersama kehidupan yang kejam, bersama memori masa lalu yang kelam, segelap langit malam saat bulan sedang muram.

Entah sampai kapan, berapa lama lagi, berapa jembatan dan jurang lagi, yang sebetulnya harus dilewati, atau jangan-jangan aku hanya berputar-putar di satu jembatan yang sama? Kapan mentari akan bersinar lagi di hutan belantara ini, tidak ada yang tahu. Kapan aku bisa keluar dari sini, juga tidak pernah ada yang tahu. Memang harus dicari tahu sendiri jawabannya. Memang terkutuk untuk menderita sendiri sepertinya. Ketemu atau tidak jawabannya, kaki terus melangkah pada akhirnya.

Semoga kaki ini tidak mudah lelah atau aku akan terjatuh dan kali ini benar-benar kalah.

Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan dan Misteri

Entah apa yang akan kita temui di depan sana nantinya. Aku juga tidak tahu. Hanya bisa menerka-nerka sesuatu yang belum pasti. Berkhayal akan terjadi apa di sana. Bermimpi akan seperti apa seharusnya hal itu terjadi. Namun ada satu hal penting yang sangat aku inginkan untuk terjadi: di waktu yang akan datang, aku dan kamu masih terus berjalan beriringan. Tentu saja masa depan tetap sulit ditebak, sedetail apa pun kamu memimpikannya. Bahkan jika kamu berhasil menghitung seluruh tetesan hujan yang jatuh ke tanah pada hari Kamis dari pukul dua siang hingga empat sore di dalam mimpimu itu. Pasti tetap akan ada yang meleset. Lalu berakhir pada ketakutan jika yang terjadi tidak sesuai harapan. Apa lagi jika yang terjadi malah jauh dari apa yang diinginkan. Tentu saja itu menyakitkan untuk dipikirkan. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Kita memang tidak bisa tau apa yang akan terjadi di depan sana, sebelum kita benar-benar bisa sampai ke sana dengan mengikuti sistem wa

Aku Kangen Kamu

Aku kangen kamu. Aku kangen duduk di sampingmu, lalu kita mulai membicarakan banyak hal; mulai dari yang remeh-temeh sampai ke hal yang serius. Aku kangen bercanda bersamamu. Aku kangen tertawa bersamamu. Aku kangen dengan candaanmu yang menggoda itu. :p Aku kangen dengan tangan isengmu yang suka mengelitikiku itu. Aku kangen suaramu yang selalu mampu melelehkanku. Aku kangen senyumanmu yang selalu berhasil membuatku lupa akan caranya berpijak di lantai. Aku kangen ketika kamu mulai mengeluh kelilipan di jalan saat kita sedang duduk berdua di sepeda motor Supra Fit butut hadiah dari papaku wkwk :p :p :p Aku kangen untuk membicarakan masa depan 'kita' bersamamu. Aku kangen untuk melayangkan cubitanku di pipimu. Aku kangen untuk mengacak-ngacak wajah dan rambutmu yang cantik itu. Aku kangen untuk menjadi pria manja dihadapanmu. Aku kangen duduk di taman berdua denganmu sembari mengobrol dan berteduh dari teriknya sengatan s

Retrospeksi

Dalam hitungan jam sebentar lagi tahun akan berganti, aku sejujurnya tidak ingin mengatakan kalimat klise ini, tapi menurutku memang ada benarnya juga, bahwa tidak terasa ternyata hari ini kita sudah berada di penghujung tahun, tepat di tanggal terakhir bulan Desember. Bagiku, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas balik, untuk mengingat kembali apa saja hal yang sudah kita lalui bersama, apa saja masalah yang sudah kita pecahkan bersama, apa saja kesulitan yang sudah kita hadapi bersama, apa saja kebodohan yang telah kita tertawai bersama, apa saja kejadian menyenangkan yang berakhir dengan senyum semringah kita berdua, juga kejadian lain yang berujung marah, sedih, kecewa, luka; segalanya yang terjadi di tahun ini, yang turut membentuk diri kita hari ini. Cobalah ingat kembali dan terima itu semua sebagai bagian dari dirimu, sekelam atau semenyenangkan apa pun, itulah kepingan-kepingan dalam perjalanan hidupmu yang merangkai kamu saat ini. Hal buruk banyak terjadi, tentu sa