Skip to main content

Masa Lalumu Adalah Masa Bodoku

Jujur, masa lalumu memang sangat menjadi beban buatku. Hubungan yang pernah kamu jalani hingga bertahun-tahun lamanya membuat pikiranku menjadi sering mengada-ada. Apalagi kamu pernah—atau bahkan sering—melakukan hal yang belum pernah kulakukan sebelumnya. Itu cukup membuatku terpukul. 

Aku selalu berusaha untuk memaafkan hal itu, tetapi pikiran negatif itu terus ada. Aku selalu benci mengapa pengaruh negatif selalu lebih kuat dibanding yang positif. Padahal kamu selalu menjelaskan berulang kali jika kamu tak pernah melakukan hal-hal yang terlampau jauh dengannya, tapi tetap saja egoku memaksa agar kamu terus menjelaskan hal yang sebenarnya tidak perlu. Jika bukan karena aku takut kamu mencintai lelaki lain, mungkin sedari dulu aku sudah menancapkan diriku sendiri ke tumpukan paku. Aku sudah sangat lelah menjadi pribadi yang seegois ini.

Aku terlalu handal untuk mencemburuimu. Hal sepele seperti ucapan selamat pagi saja bisa membuat dadaku seperti sedang diblender menggunakan gergaji mesin; sangat perih. Tapi meskipun kadang masih saja cemburu, aku akan berusaha sekuat mungkin untuk berdamai dengan masa lalumu. Karena aku sadar, ada hal yang jauh lebih penting daripada terus-terusan terperangkap dalam lubang masa lalumu yang gelap, yaitu membahagiakanmu hingga sujudku tak lagi mampu terselipkan namamu.

Maafkan segala keegoisanku. Maaf jika kamu harus selalu bersabar dalam menghadapiku. Maaf jika aku selalu saja mengungkit-ngungkit kisah pahit masa lalumu. Aku sungguh-sungguh minta maaf.

Aku selalu percaya semua yang indah tak pernah bisa didapat dengan mudah. Semua yang berarti, menuntut untuk korbankan diri. Biarlah masa lalumu mencambuk hati, agar aku tak lagi mampu untuk menyakiti. Biar pun dicambuk hingga mati, tetap hanya kau lah yang selalu di hati, untuk aku cintai.

Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan dan Misteri

Entah apa yang akan kita temui di depan sana nantinya. Aku juga tidak tahu. Hanya bisa menerka-nerka sesuatu yang belum pasti. Berkhayal akan terjadi apa di sana. Bermimpi akan seperti apa seharusnya hal itu terjadi. Namun ada satu hal penting yang sangat aku inginkan untuk terjadi: di waktu yang akan datang, aku dan kamu masih terus berjalan beriringan. Tentu saja masa depan tetap sulit ditebak, sedetail apa pun kamu memimpikannya. Bahkan jika kamu berhasil menghitung seluruh tetesan hujan yang jatuh ke tanah pada hari Kamis dari pukul dua siang hingga empat sore di dalam mimpimu itu. Pasti tetap akan ada yang meleset. Lalu berakhir pada ketakutan jika yang terjadi tidak sesuai harapan. Apa lagi jika yang terjadi malah jauh dari apa yang diinginkan. Tentu saja itu menyakitkan untuk dipikirkan. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Kita memang tidak bisa tau apa yang akan terjadi di depan sana, sebelum kita benar-benar bisa sampai ke sana dengan mengikuti sistem wa

Aku Kangen Kamu

Aku kangen kamu. Aku kangen duduk di sampingmu, lalu kita mulai membicarakan banyak hal; mulai dari yang remeh-temeh sampai ke hal yang serius. Aku kangen bercanda bersamamu. Aku kangen tertawa bersamamu. Aku kangen dengan candaanmu yang menggoda itu. :p Aku kangen dengan tangan isengmu yang suka mengelitikiku itu. Aku kangen suaramu yang selalu mampu melelehkanku. Aku kangen senyumanmu yang selalu berhasil membuatku lupa akan caranya berpijak di lantai. Aku kangen ketika kamu mulai mengeluh kelilipan di jalan saat kita sedang duduk berdua di sepeda motor Supra Fit butut hadiah dari papaku wkwk :p :p :p Aku kangen untuk membicarakan masa depan 'kita' bersamamu. Aku kangen untuk melayangkan cubitanku di pipimu. Aku kangen untuk mengacak-ngacak wajah dan rambutmu yang cantik itu. Aku kangen untuk menjadi pria manja dihadapanmu. Aku kangen duduk di taman berdua denganmu sembari mengobrol dan berteduh dari teriknya sengatan s

Retrospeksi

Dalam hitungan jam sebentar lagi tahun akan berganti, aku sejujurnya tidak ingin mengatakan kalimat klise ini, tapi menurutku memang ada benarnya juga, bahwa tidak terasa ternyata hari ini kita sudah berada di penghujung tahun, tepat di tanggal terakhir bulan Desember. Bagiku, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas balik, untuk mengingat kembali apa saja hal yang sudah kita lalui bersama, apa saja masalah yang sudah kita pecahkan bersama, apa saja kesulitan yang sudah kita hadapi bersama, apa saja kebodohan yang telah kita tertawai bersama, apa saja kejadian menyenangkan yang berakhir dengan senyum semringah kita berdua, juga kejadian lain yang berujung marah, sedih, kecewa, luka; segalanya yang terjadi di tahun ini, yang turut membentuk diri kita hari ini. Cobalah ingat kembali dan terima itu semua sebagai bagian dari dirimu, sekelam atau semenyenangkan apa pun, itulah kepingan-kepingan dalam perjalanan hidupmu yang merangkai kamu saat ini. Hal buruk banyak terjadi, tentu sa