Skip to main content

A Short Letter to My Beloved Hardworking Girl

Hei, si pekerja keras!

Melelahkan jelas, jika pundak mungilmu itu harus memangku ribuan harapan dan ekspektasi dari orang tua.

Berbaringlah, aku mengerti lelahmu. Renggangkan punggung dan jari-jemarimu, santap dengan lahap sajian makan malammu, kamu berhak mendapatkan istirahat yang layak atas kerja kerasmu hari ini.

Menjadi anak perempuan pertama dengan berbagai tuntutan yang ada, bukan tugas mudah tentu saja. Namun, kamu berhasil menjalaninya dengan baik. Langkah demi langkah kecil yang selama ini kamu lalui, telah melahirkan jiwa besar, yaitu diri kamu hari ini, yang kamu corat-coret wajahnya dengan pensil alis di depan kaca setiap pagi.

Memang bukan tanpa halangan dan batas, berkali-kali kamu terjatuh, berkali-kali kamu tersesat karena salah arah, berkali-kali kamu berteriak ingin menyerah dan berhenti saja. Tapi nyatanya, jejak langkahmu masih ada dan dapat ditelusuri dengan mudah. Bedak dan keringat yang menyelimuti wajah manismu itu jadi saksinya, bagaimana debu dan kotoran di jalanan gagal menghentikan langkah-langkah kecilmu untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di hari esok.

Untuk itu, melalui tulisan ini aku hadir untuk berterima kasih. Terima kasih atas kerja kerasmu hingga saat ini, terima kasih atas kebaikan yang kamu bagikan ke orang-orang di sekitarmu, terima kasih atas usahamu untuk tetap menyayangi diri sendiri, meskipun bermacam varian lelah tak henti datang silih berganti.

Aku di sini juga masih berbenah diri, agar selalu layak menemani si pekerja keras yang satu ini, menghadapi dunia yang busuk ini, mana sanggup sendiri?

Kemari, berdiri tegak di sampingku, genggam tanganku sekali lagi, bersama kita mengarungi kehidupan yang menyebalkan ini.



Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan dan Misteri

Entah apa yang akan kita temui di depan sana nantinya. Aku juga tidak tahu. Hanya bisa menerka-nerka sesuatu yang belum pasti. Berkhayal akan terjadi apa di sana. Bermimpi akan seperti apa seharusnya hal itu terjadi. Namun ada satu hal penting yang sangat aku inginkan untuk terjadi: di waktu yang akan datang, aku dan kamu masih terus berjalan beriringan. Tentu saja masa depan tetap sulit ditebak, sedetail apa pun kamu memimpikannya. Bahkan jika kamu berhasil menghitung seluruh tetesan hujan yang jatuh ke tanah pada hari Kamis dari pukul dua siang hingga empat sore di dalam mimpimu itu. Pasti tetap akan ada yang meleset. Lalu berakhir pada ketakutan jika yang terjadi tidak sesuai harapan. Apa lagi jika yang terjadi malah jauh dari apa yang diinginkan. Tentu saja itu menyakitkan untuk dipikirkan. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Kita memang tidak bisa tau apa yang akan terjadi di depan sana, sebelum kita benar-benar bisa sampai ke sana dengan mengikuti sistem wa

Aku Kangen Kamu

Aku kangen kamu. Aku kangen duduk di sampingmu, lalu kita mulai membicarakan banyak hal; mulai dari yang remeh-temeh sampai ke hal yang serius. Aku kangen bercanda bersamamu. Aku kangen tertawa bersamamu. Aku kangen dengan candaanmu yang menggoda itu. :p Aku kangen dengan tangan isengmu yang suka mengelitikiku itu. Aku kangen suaramu yang selalu mampu melelehkanku. Aku kangen senyumanmu yang selalu berhasil membuatku lupa akan caranya berpijak di lantai. Aku kangen ketika kamu mulai mengeluh kelilipan di jalan saat kita sedang duduk berdua di sepeda motor Supra Fit butut hadiah dari papaku wkwk :p :p :p Aku kangen untuk membicarakan masa depan 'kita' bersamamu. Aku kangen untuk melayangkan cubitanku di pipimu. Aku kangen untuk mengacak-ngacak wajah dan rambutmu yang cantik itu. Aku kangen untuk menjadi pria manja dihadapanmu. Aku kangen duduk di taman berdua denganmu sembari mengobrol dan berteduh dari teriknya sengatan s

Retrospeksi

Dalam hitungan jam sebentar lagi tahun akan berganti, aku sejujurnya tidak ingin mengatakan kalimat klise ini, tapi menurutku memang ada benarnya juga, bahwa tidak terasa ternyata hari ini kita sudah berada di penghujung tahun, tepat di tanggal terakhir bulan Desember. Bagiku, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas balik, untuk mengingat kembali apa saja hal yang sudah kita lalui bersama, apa saja masalah yang sudah kita pecahkan bersama, apa saja kesulitan yang sudah kita hadapi bersama, apa saja kebodohan yang telah kita tertawai bersama, apa saja kejadian menyenangkan yang berakhir dengan senyum semringah kita berdua, juga kejadian lain yang berujung marah, sedih, kecewa, luka; segalanya yang terjadi di tahun ini, yang turut membentuk diri kita hari ini. Cobalah ingat kembali dan terima itu semua sebagai bagian dari dirimu, sekelam atau semenyenangkan apa pun, itulah kepingan-kepingan dalam perjalanan hidupmu yang merangkai kamu saat ini. Hal buruk banyak terjadi, tentu sa