Skip to main content

Tentang Menjadi Dewasa


Debu-debu beterbangan, trotoar masih sedikit basah bekas hujan tadi siang, dan cahaya terlihat mulai berdatangan; dari lampu penerangan jalan, lampu kendaraan, juga billboard iklan, tidak lupa sedikit sumbangsih bulan. Semua langkah dan tatapan saling bertemu dan menjauh, mengikuti tujuannya, menghidupi hidupnya, dan satu dari ratusan orang yang berlalu-lalang setiap menitnya di tempat itu, adalah kamu yang sedang menghidupi hidupmu.

Bidak catur yang selalu melangkah maju di kepalamu tidak selalu menghasilkan kemenangan, tidak jarang habis tak tersisa dimakan lawan seraja-ratunya. Sering kali baru sedikit melangkah, meski dengan seribu perhitungan matang, malah langsung kalah begitu saja di hadapan kehidupan. Memang seharusnya jangan pernah menjadikan kehidupan sebagai lawanmu bermain catur, apa lagi jika kamu tidak pernah mengerti aturan mainnya. Belajar dulu sana.

Belajar, dari orang lain, dari diri sendiri, dari kejadian dan pengalaman, agar di depan sana tidak perlu terjerembab di lubang yang sama lagi, meskipun kadang kamu akan tetap bisa tersandung jika tidak berhati-hati, tetapi dengan belajar membuatmu tidak harus basah kuyup tenggelam di luka yang sama dua kali.

Istirahat, tidak ada orang yang sanggup berlari kencang seumur hidup, ada kalanya kamu harus tergeletak di rumput dan menatap awan di langit sambil menarik napas panjang. Tidak semua masalah yang berputar di kepala bisa kamu selesaikan hari ini. Tenangkan dirimu, kendalikan emosimu sebelum dikendalikan dan jadi mainan orang lain. Ambil jarak, istirahat.

Kuberi tahu satu hal: kehidupan orang dewasa itu membosankan, semua hanya tentang konsekuensi dan tanggung jawab. Ya, hanya itu saja. Mau lari dari tanggung jawab? Ada konsekuensinya. Mau lari dari konsekuensi? Mana bisa, coba saja jika kamu mau menghadapi konsekuensi berikutnya yang lebih berat. Oh iya, tidak ada ruang untuk penyesalan, karena entah apapun pilihan yang kamu ambil dan tidak kamu ambil di masa lalu, ujung-ujungnya adalah penyesalan juga.

Jadi, bagaimana, mau tetap melanjutkan hidup sebagai manusia dewasa?

Mengapa aku terdengar seperti kakek tua cerewet dan menyebalkan yang sedang memarahi cucu perempuannya. Tak apa, aku hanya ingin menjadi pengingat, karena seperti yang kamu rasakan dan lihat, hidup sebagai orang dewasa tidaklah mudah dan terasa penat. Ada kerah kemeja yang basah, ada lelah, ada amarah, seolah apa saja serba salah, seolah hidup hanya untuk menelan kalah.

Kuatkan pundakmu, bebanmu semakin berat di depan. Kuatkan kakimu, langkahmu akan sama beratnya. Kuatkan punggungmu, juga kuatkan pikiranmu. Tubuh mungilmu harus kuat menghadapi apa pun di depan. Yang paling penting dari semuanya, kuatkanlah genggamanmu, karena kamu tidak akan pernah aku biarkan menghadapi segalanya sendirian.



Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan dan Misteri

Entah apa yang akan kita temui di depan sana nantinya. Aku juga tidak tahu. Hanya bisa menerka-nerka sesuatu yang belum pasti. Berkhayal akan terjadi apa di sana. Bermimpi akan seperti apa seharusnya hal itu terjadi. Namun ada satu hal penting yang sangat aku inginkan untuk terjadi: di waktu yang akan datang, aku dan kamu masih terus berjalan beriringan. Tentu saja masa depan tetap sulit ditebak, sedetail apa pun kamu memimpikannya. Bahkan jika kamu berhasil menghitung seluruh tetesan hujan yang jatuh ke tanah pada hari Kamis dari pukul dua siang hingga empat sore di dalam mimpimu itu. Pasti tetap akan ada yang meleset. Lalu berakhir pada ketakutan jika yang terjadi tidak sesuai harapan. Apa lagi jika yang terjadi malah jauh dari apa yang diinginkan. Tentu saja itu menyakitkan untuk dipikirkan. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Kita memang tidak bisa tau apa yang akan terjadi di depan sana, sebelum kita benar-benar bisa sampai ke sana dengan mengikuti sistem wa

Aku Kangen Kamu

Aku kangen kamu. Aku kangen duduk di sampingmu, lalu kita mulai membicarakan banyak hal; mulai dari yang remeh-temeh sampai ke hal yang serius. Aku kangen bercanda bersamamu. Aku kangen tertawa bersamamu. Aku kangen dengan candaanmu yang menggoda itu. :p Aku kangen dengan tangan isengmu yang suka mengelitikiku itu. Aku kangen suaramu yang selalu mampu melelehkanku. Aku kangen senyumanmu yang selalu berhasil membuatku lupa akan caranya berpijak di lantai. Aku kangen ketika kamu mulai mengeluh kelilipan di jalan saat kita sedang duduk berdua di sepeda motor Supra Fit butut hadiah dari papaku wkwk :p :p :p Aku kangen untuk membicarakan masa depan 'kita' bersamamu. Aku kangen untuk melayangkan cubitanku di pipimu. Aku kangen untuk mengacak-ngacak wajah dan rambutmu yang cantik itu. Aku kangen untuk menjadi pria manja dihadapanmu. Aku kangen duduk di taman berdua denganmu sembari mengobrol dan berteduh dari teriknya sengatan s

Retrospeksi

Dalam hitungan jam sebentar lagi tahun akan berganti, aku sejujurnya tidak ingin mengatakan kalimat klise ini, tapi menurutku memang ada benarnya juga, bahwa tidak terasa ternyata hari ini kita sudah berada di penghujung tahun, tepat di tanggal terakhir bulan Desember. Bagiku, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas balik, untuk mengingat kembali apa saja hal yang sudah kita lalui bersama, apa saja masalah yang sudah kita pecahkan bersama, apa saja kesulitan yang sudah kita hadapi bersama, apa saja kebodohan yang telah kita tertawai bersama, apa saja kejadian menyenangkan yang berakhir dengan senyum semringah kita berdua, juga kejadian lain yang berujung marah, sedih, kecewa, luka; segalanya yang terjadi di tahun ini, yang turut membentuk diri kita hari ini. Cobalah ingat kembali dan terima itu semua sebagai bagian dari dirimu, sekelam atau semenyenangkan apa pun, itulah kepingan-kepingan dalam perjalanan hidupmu yang merangkai kamu saat ini. Hal buruk banyak terjadi, tentu sa