Sudah beberapa menit sejak aku membukanya, layar ini masih bersih tanpa satu patah kata pun, hingga kemudian aku mengisinya dengan tulisan ini.
Aku baru teringat jika sudah lama sekali aku tidak menuangkan isi kepalaku ke dalam ruangan ini. Seperti biasa, di dalam kepalaku sepertinya banyak sekali kata-kata yang hendak aku sampaikan di ruangan ini. Tetapi begitu aku sudah sampai, aku hanya berhasil untuk berdiam diri saja. Tidak tau harus berbuat apa. Harus menulis apa. Harus berbicara tentang apa lagi. Terlalu banyak yang aku pikirkan supaya membuatmu terkesan malah berakhir dengan tidak berbuat apa-apa.
Aku terlalu banyak perhitungan.
Apakah menurutmu itu adalah sesuatu yang bagus? Atau malah sebaliknya?
***
Ngomong-ngomong, aku tidak menyangka kita akan mampu berjalan bersama hingga sejauh ini. Aku rasa aku tidak sebaik itu dalam mengelola hubungan dengan seseorang. Apa lagi hubungan yang istimewa seperti ini. Tetapi buktinya sampai hari ini pun aku masih menatapmu dengan perasaan yang sama.
Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar. Aku kadang berpikir mengapa perempuan sepertimu mau untuk membuang-buang waktu yang berharga selama itu untuk tetap ada di sini, dan hadir di ruangan ini bersamaku. Aku juga kadang berpikir apakah sebenarnya kamu ingin pergi sebentar, atau mungkin lama, tetapi tidak tahu cara untuk mengatakannya padaku. Aku kadang berpikir apakah aku dan kamu yakin dengan pilihan yang diambil, atau hanya terbawa perasaan sementara saja. Aku kadang berpikir—
Aku terlalu banyak berpikir.
Sepertinya itu tidak baik.
***
Apakah kamu membenciku, sepenuhnya atau sedikit akan sesuatu tentangku? Aku sadar bahwa aku kadang, atau mungkin sering, bertindak menyebalkan buatmu. Melakukan sesuatu yang tidak kamu kehendaki. Berbuat ceroboh hingga dirimu marah dan enggan untuk berbicara padaku lagi. Memaksamu, memintamu melakukan apa yang aku inginkan. Aku sadar aku bodoh. Aku sadar seringkali bertindak semaunya tanpa memikirkan sudut pandangmu. Tanpa memikirkan perasaanmu.
Aku minta maaf.
Aku sungguh minta maaf.
***
Terima kasih kamu telah mempercayai orang sepertiku. Aku sangat senang. Aku harap kita akan terus bersama seperti ini. Kamu sudah aku anggap sebagai bagian dari diriku sendiri.
Jangan menghilang lagi, ya.
Comments
Post a Comment