Mendiamkan bukan berarti tidak peduli, apa lagi membenci. Aku hanya ingin memberimu ruang untuk menenangkan diri, menyadari apa yang tidak beres dalam diri agar kita mampu untuk sama-sama memperbaiki.
Hujan dari langit tadi sore, dan petir-petir yang menyambar pikiranmu telah membuat kita dibanjiri emosi. Kejadian hari ini sungguh di luar ekspektasi. Rencana yang telah kita susun berakhir jadi sekadar wacana. Alam tak memberi restu untuk tubuh kita bertemu. Hanya kepala kita yang bertemu, saling membenturkan ego karena masing-masing telah dikecewakan oleh harapannya sendiri.
Sebetulnya aku sama sekali tidak keberatan jika kita lagi-lagi gagal bertemu. Itu biasa buatku, dan sama sekali tidak membebani. Yang membuatku termenung adalah ketika perempuanku telah kehilangan kendali atas dirinya sendiri, lalu melampiaskan kekesalannya padaku.
Aku minta maaf jika aku adalah satu dari sekian faktor perusak ketenangan hidupmu hari ini. Aku mengatakan "jika" karena aku tidak merasa telah mengusikmu, bahkan aku sebenarnya masih berusaha untuk membantumu keluar dari jerat ketidaknyamanan ini.
Sayang, jangan biarkan sang ego menyelimutimu. Tutuplah kedua matamu, tenangkan pikiranmu, lalu usir semua makhluk negatif yang berusaha hinggap dan berumah tangga di kepalamu. Jangan biarkan kecantikanmu sirna akibat sering menggerutu.
Terakhir, tersenyumlah. Karena kamu sangat cantik saat tersenyum.
Comments
Post a Comment