Skip to main content

Masihkah Kau Ingat?

Kebiasaan burukku mampir lagi. Saat aku menulis ini, jarum jam menunjukkan pukul dua belas lebih sepuluh menit pagi. Seperti biasa, ketika pikiranku sedang tersulut api cemburu karena terlalu berlebihan dalam memikirkan masa lalu kamu yang sama sekali tidak kita inginkan untuk diungkit kembali, aku pasti susah tidur dan jika sudah begitu aku hanya bisa menuangkan segala yang ada dipikiranku melalui tulisan di blog ini.

Ngomong-ngomong tentang masa lalu, kita juga punya loh masa lalu yang bisa bikin senyum-senyum kampret kalau diingat-ingat. Masih ingatkah kamu ketika dulu, di awal kelas sepuluh kamu selalu menghampiri mejaku dengan membawa kotak bekal berwarna ungu milikmu di setiap jam istirahat untuk menghabiskan makanan yang disiapkan oleh bundamu bersamaku sembari bercengkrama, bercanda dan bersenda gurau denganku? Aku masih ingat dengan cara bicaramu yang hangat padaku, seakan kita sudah mengenal satu sama lain dengan baik sejak lama, padahal kenyataannya kita baru saja beberapa menit berkenalan. Lucu sekali membayangkan sepasang anak manusia yang baru saja saling kenal tetapi rasanya sudah seperti sepasang kekasih yang sudah khatam dalam merasakan asam garam kehidupan. Iya, kita memang lucu. :3

Masih ingatkah kamu ketika dulu kamu selalu mencariku saat kamu sedang mengalami pertengkaran hebat dengan mantan pacarmu yang selalu engkau bangga-banggakan dihadapanku, dihadapan orang yang sekarang menyayangimu seperti dia menyayangi dirinya sendiri? Bila kau lupa, cobalah untuk mengingatnya kembali. Aku memaksamu untuk mengingat hal itu karena gara-gara hal itu, secara tidak sadar kita jadi semakin dekat, secara tidak sadar kamu ternyata memang membutuhkanku untuk mengobati segala luka dan kesedihanmu dengan candaanku yang renyah, candaan yang mampu memecahkan kepedihan di hati kecilmu yang terdalam di saat pujaan hatimu tidak bisa memberikan apa yang sebenarnya kamu butuhkan.

Masih ingatkah kamu ketika intensitas kedekatan kita semakin mendalam, tetapi kita malah dihadapkan dengan pertengkaran yang merusak ketenangan? Kita sama-sama tidak menginginkan pertengkaran itu terjadi, tetapi egomu memaksa agar kau tetap bersamanya dan egoku memaksa agar aku tidak lagi mengajakmu bicara seperti biasanya karena jauh di dalam relung hatiku, aku tidak bisa menerima jika pada kenyataanya kamu lebih mementingkan orang yang telah berkali-kali menyayat tulusnya cintamu daripada aku yang selalu berusaha untuk membahagiakanmu di setiap tarikan dan hembusan nafasmu.

Berhari-hari kita saling mendiamkan diri, berhari-hari juga kita saling menyiksa diri. Saat itu aku benar-benar kehilangan sosokmu yang periang, sosok yang mampu menghilangkan segala penatku akibat tugas sekolah yang tak punya rasa belas kasihan. Selama pertengkaran itu, aku hanya bisa menatapmu dalam diam dari kejauhan sembari berharap dan berdoa agar kamu bisa bahagia dengan keputusanmu untuk tetap bersamanya, dan meninggalkan aku yang sudah membuka hatiku untukmu setelah aku lupa bagaimana rasanya jatuh cinta tanpa alasan.

Sudah kuduga, semesta pasti berkata lain. Kamu memang harus diberikan luka yang sangat parah agar kamu semakin yakin jika yang kamu butuhkan adalah aku, seorang lelaki petakilan dengan senyuman sehangat sinar mentari yang mampu mengobatimu lukamu dengan tekun tanpa memikirkan lukanya sendiri yang semakin buruk karena mengetahui orang yang disayanginya secara tidak sadar telah dilukai untuk yang kesekian kalinya oleh orang yang dibencinya.

Setelah perang dingin itu, kita akhirnya sadar jika kita memang saling membutuhkan. Bahkan kita saling ketergantungan. Tidak bertemu sebentar saja rasanya seperti sudah tidak bertemu sejak lama. Lucunya diri kita wkwk. :3

Aku sebenarnya masih ingin mengajakmu untuk mengingat kembali semua kelakuan-kelakuan bodoh kita di masa lalu, tapi tubuhku sudah memintaku untuk beristirahat. Mungkin aku akan mengajakmu mengingat kembali kenangan kita di postingan berikutnya. Aku sayang kamu, Alivia Rosearynandira:*<3({})


Aku tidak pernah memaksamu untuk tetap di sini, namun jika kau memang benar membutuhkanku, seharusnya kau tidak pergi.

Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan dan Misteri

Entah apa yang akan kita temui di depan sana nantinya. Aku juga tidak tahu. Hanya bisa menerka-nerka sesuatu yang belum pasti. Berkhayal akan terjadi apa di sana. Bermimpi akan seperti apa seharusnya hal itu terjadi. Namun ada satu hal penting yang sangat aku inginkan untuk terjadi: di waktu yang akan datang, aku dan kamu masih terus berjalan beriringan. Tentu saja masa depan tetap sulit ditebak, sedetail apa pun kamu memimpikannya. Bahkan jika kamu berhasil menghitung seluruh tetesan hujan yang jatuh ke tanah pada hari Kamis dari pukul dua siang hingga empat sore di dalam mimpimu itu. Pasti tetap akan ada yang meleset. Lalu berakhir pada ketakutan jika yang terjadi tidak sesuai harapan. Apa lagi jika yang terjadi malah jauh dari apa yang diinginkan. Tentu saja itu menyakitkan untuk dipikirkan. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Kita memang tidak bisa tau apa yang akan terjadi di depan sana, sebelum kita benar-benar bisa sampai ke sana dengan mengikuti sistem wa

Aku Kangen Kamu

Aku kangen kamu. Aku kangen duduk di sampingmu, lalu kita mulai membicarakan banyak hal; mulai dari yang remeh-temeh sampai ke hal yang serius. Aku kangen bercanda bersamamu. Aku kangen tertawa bersamamu. Aku kangen dengan candaanmu yang menggoda itu. :p Aku kangen dengan tangan isengmu yang suka mengelitikiku itu. Aku kangen suaramu yang selalu mampu melelehkanku. Aku kangen senyumanmu yang selalu berhasil membuatku lupa akan caranya berpijak di lantai. Aku kangen ketika kamu mulai mengeluh kelilipan di jalan saat kita sedang duduk berdua di sepeda motor Supra Fit butut hadiah dari papaku wkwk :p :p :p Aku kangen untuk membicarakan masa depan 'kita' bersamamu. Aku kangen untuk melayangkan cubitanku di pipimu. Aku kangen untuk mengacak-ngacak wajah dan rambutmu yang cantik itu. Aku kangen untuk menjadi pria manja dihadapanmu. Aku kangen duduk di taman berdua denganmu sembari mengobrol dan berteduh dari teriknya sengatan s

Retrospeksi

Dalam hitungan jam sebentar lagi tahun akan berganti, aku sejujurnya tidak ingin mengatakan kalimat klise ini, tapi menurutku memang ada benarnya juga, bahwa tidak terasa ternyata hari ini kita sudah berada di penghujung tahun, tepat di tanggal terakhir bulan Desember. Bagiku, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kilas balik, untuk mengingat kembali apa saja hal yang sudah kita lalui bersama, apa saja masalah yang sudah kita pecahkan bersama, apa saja kesulitan yang sudah kita hadapi bersama, apa saja kebodohan yang telah kita tertawai bersama, apa saja kejadian menyenangkan yang berakhir dengan senyum semringah kita berdua, juga kejadian lain yang berujung marah, sedih, kecewa, luka; segalanya yang terjadi di tahun ini, yang turut membentuk diri kita hari ini. Cobalah ingat kembali dan terima itu semua sebagai bagian dari dirimu, sekelam atau semenyenangkan apa pun, itulah kepingan-kepingan dalam perjalanan hidupmu yang merangkai kamu saat ini. Hal buruk banyak terjadi, tentu sa