Udaranya dingin dan menusuk
Tapi tidak dengan orang lain
Hanya mendung di atas kepalaku saja
Matahari menyinari seluruh kota siang itu
Tapi tidak berlaku bagiku
Ia enggan menyinariku lagi
Aku hanya beban baginya
Resah, aku bertanya salahku apa
Tidak ada yang punya kunci jawabannya
Aku kehabisan waktu menyelesaikannya
Nilaiku nol di matanya
Gelisah, aku berusaha menjawab sendiri
Pikirku perbaikan masih bisa terjadi
Harapku cemas
Lututku lemas
Aku menghampiri kaca yang terpaku di dinding
Terlihat wajah putus asa, harap-harap cemas
Kaca pun enggan menunjukkan keindahan
Hanya terpantul ketakutan dan kegagalan
Aku berjalan ke sisi berlawanan
Sekarang sudah sendirian
Tempatku bersandar telah disita pemilik sesungguhnya
Tempatku berteduh telah melindungi yang lain
Seutas tali menjuntai dari atas pohon
"Bergantung saja padaku," katanya
Tidak lagi ada tempat untuk bergantung
Hanya seutas tali yang peduli
Aku menghampirinya ringkih
Seutas tali terlilit di bawah dagu
Ukurannya pas
Pasti kuat mengangkat beban yang aku seret-seret sejak sendirian
Seorang teman menghampiri
Mengatakan bahwa tali itu jahat
"Dia ingin mengambilmu dariku"
Aku turun, tidak jadi bergantung
"Ke mana aku harus pulang? Hujan sudah mengguyurku berhari-hari. Aku kedinginan. Lukaku tak kunjung hilang"
"Kamu pasti akan menemukannya, tapi tidak pada seutas tali itu"
Dia melemparkan handuk, pakaian ganti, dan beberapa obat-obatan
Untuk sementara aku tidak begitu kedinginan
Aku meneruskan perjalanan
Terpincang-pincang sendirian
Sambil berharap keajaiban
Semoga kembali mendapatkan kebahagiaan
Comments
Post a Comment