Skip to main content

Waktu Bersama Kejutannya


Maaf baru menulis lagi. Aku baru sempat. Kamu tau kan tugas-tugas kuliahku selalu merongrong minta dikerjakan. Aku heran, kenapa mereka tidak menjadi mandiri saja, lalu mengerjakan pekerjaannya sendiri. Daripada memaksa diriku untuk mengerjakannya, padahal hasilnya jelas jika aku enggan bertemu mereka, apa lagi sampai menyentuh. Merepotkan.

Tugas-tugas itu, jadwal perkuliahan, dan, kehidupan pribadiku, sangat menyita waktu. Mencuri waktu yang seharusnya aku sisihkan untuk bersamamu. Waktu yang harusnya kupakai untuk menggandeng jemari lembutmu, mengusap kepalamu, mencium keningmu. Tapi kita memang harus sadar, bahwa waktu tidak melulu dipakai bermesraan. Ada hal lain yang mesti dikerjakan, sekali pun itu menyita waktu kebersamaanku denganmu.

Kamu semestinya tidak perlu khawatir. dua puluh empat jam waktu yang kupunya setiap harinya tidak pernah terlewat sekali pun untuk kamu tidak hadir di pikiranku, bahkan ketika aku sedang tertidur pun kamu masih saja muncul. Dengan senyum manis khasmu itu. Menyejukkanku.

Tidak perlu mengeluh. Tidak perlu banyak mau. Waktu punya caranya sendiri untuk mempertemukan kita dalam dimensi yang sama, seperti saat pertama kali kita saling tatap di ruang kelas itu. Apakah kamu masih mengingatnya? Aku masih mengingat jelas bagaimana kemudian seorang bidadari yang menggendong ranselnya masuk ke dalam kelas yang sama denganku. Seketika itu kamu langsung mencuri pandanganku. Juga mencuri hatiku saat itu, tanpa aku sadari.


Apakah kita merencanakan pertemuan itu? Tentu tidak. Alam yang menentukannya, kita hanya mengikutinya. Kita tidak perlu sedih dan terus meratap. Pasti akan ada kesempatan bagi kita untuk saling tatap kembali, meskipun itu belum kita rencanakan sama sekali, atau telah ada kesepakatan di antara kita sebelumnya. Kita pasti akan bertemu kembali. Saling melempar senyum. Tenggelam dalam lautan kupu-kupu yang selalu kita datangi tiap kali kita bersama. Yakinlah.

Berikan ruang bagi waktu untuk memberikan kejutan bahagia seperti biasanya.

Seperti kamu memberiku kesempatan untuk menghabiskan waktuku bersamamu.

Comments

Popular posts from this blog

Perempuan Pada Layar Telepon Genggamku

Tugas sekolah yang harus kukerjakan membuatku kembali terlambat untuk menenggelamkan diri dalam lautan mimpi. Aku harus menyelesaikannya jika tidak ingin mendengar sambaran petir bernada sarkastik dari guru yang menjengkelkan itu. Akhirnya aku malah jadi susah tidur. Aku mencoba menyelesaikan tugas itu secepat mungkin. Namun pekerjaanku berhenti tepat setelah aku menekan tombol power telepon genggamku dan melirik ke halaman depannya. Aku menemukan sebuah foto seorang perempuan cantik yang sama persis seperti perempuan yang senang mondar-mandir di dalam kepalaku. Aku menatapnya dalam, memperhatikan seluruh bagian wajahnya yang nampak pada foto itu tanpa celah. Jantungku memompa darah lebih cepat, jauh dari kereta api supercepat yang pernah diciptakan di dunia setelah aku mengusap-usap pipi perempuan itu pada layar telepon genggamku sambil membayangkan kenangan-kenanganku bersamanya. Perbedaan antara aku dengan pria gila yang sering mabuk di emperan toko semakin tidak terlihat. Pe...

Zat Adiktif

Jika senyummu adalah zat adiktif terlarang Maka aku rela seumur hidup dipenjara Daripada aku gila lalu mati Karena sakau tidak melihatmu tersenyum

Rasanya Masih Sama

Rasanya masih sama... Lagi-lagi tidurku berantakan. Semenjak liburan, ditambah lagi harus sahur selama Ramadan kemarin membuat tidurku menjadi kacau. Kupikir setelah kemarin bisa tidur dengan benar maka hari ini juga akan demikian. Ternyata aku salah. Jadi dengan terpaksa aku harus kembali untuk menghabiskan waktu malam tanpa tidur lagi deh , hehe. Maafkan aku. Biasanya ketika aku tidak tau harus melakukan apa, aku akan merenung, atau bahasa kerennya, bengong . Memperhatikan sekitar, mendengarkan suara dengkuran kucing yang menumpang tidur di rumah, menatap langit-langit kamar, yang pada ujungnya pasti berhenti pada memikirkan kamu. Jangan geer , tapi sejujurnya aku memang tidak pernah bisa berhenti untuk memikirkan kamu. Aku selalu memikirkan kamu. Apa yang aku pikirkan tidak menentu dan tidak direncanakan. Aku memikirkan apa pun, selama itu masih tentang kamu. Seperti memikirkan betapa menyebalkannya dirimu ketika ngambek dan bete tidak jelas, sampai-sampai jutek terhadapku. D...