Skip to main content

A Letter From Your Biggest Fan


"Aku sangat bangga padamu!" ucapku setiap kali kamu berhasil merajut benang-benang yang turut merangkai mimpimu.

Entah bagaimana bisa, tetapi rasanya setiap pencapaian dalam hidupmu adalah pencapaianku juga. Perasaan bahagia yang teramat hebat memenuhi dadaku hingga sesak, melihatmu tersenyum lebar kegirangan, merupakan wujud kedamaian jiwa yang selalu aku tunggu kedatangannya.

Aku sosok yang sederhana: bahagiamu adalah bahagiaku juga. Entah lebih tepat disebut sederhana atau sosok yang dangkal, tapi ya memang seperti itu, bahagiamu mudah sekali menular, seperti sebaran virus bersertifikat internasional yang membuat ekonomi Indonesia sampai harus mengalami resesi. Aku pasti bahagia ketika kamu bahagia. Aku kira kamu juga mengerti rasanya.

Aku ingin mengucapkan selamat atas pekerjaan barumu, selamat atas penemuan rutinitas barumu. Kamu melangkah semakin jauh, menjadi perempuan yang lebih hebat lagi, jauh lebih hebat dari awal mula aku mengenalmu. Aku mungkin kali ini tertinggal dua tiga langkah darimu, tapi tentu saja aku tidak akan berdiam dan duduk tenang tanpa ditemani terang, si payah ini, asal dirimu tau, juga tanpa lelah berjuang, jelas agar kita bisa tanpa henti bersenang-senang. Apa gunanya meneruskan hidup jika tidak digunakan untuk bersenang-senang denganmu, iya kan?

Terakhir, aku ingin bilang sekali lagi, bahwa aku bangga padamu.



Comments

Popular posts from this blog

Perempuan Pada Layar Telepon Genggamku

Tugas sekolah yang harus kukerjakan membuatku kembali terlambat untuk menenggelamkan diri dalam lautan mimpi. Aku harus menyelesaikannya jika tidak ingin mendengar sambaran petir bernada sarkastik dari guru yang menjengkelkan itu. Akhirnya aku malah jadi susah tidur. Aku mencoba menyelesaikan tugas itu secepat mungkin. Namun pekerjaanku berhenti tepat setelah aku menekan tombol power telepon genggamku dan melirik ke halaman depannya. Aku menemukan sebuah foto seorang perempuan cantik yang sama persis seperti perempuan yang senang mondar-mandir di dalam kepalaku. Aku menatapnya dalam, memperhatikan seluruh bagian wajahnya yang nampak pada foto itu tanpa celah. Jantungku memompa darah lebih cepat, jauh dari kereta api supercepat yang pernah diciptakan di dunia setelah aku mengusap-usap pipi perempuan itu pada layar telepon genggamku sambil membayangkan kenangan-kenanganku bersamanya. Perbedaan antara aku dengan pria gila yang sering mabuk di emperan toko semakin tidak terlihat. Pe...

Zat Adiktif

Jika senyummu adalah zat adiktif terlarang Maka aku rela seumur hidup dipenjara Daripada aku gila lalu mati Karena sakau tidak melihatmu tersenyum

Rasanya Masih Sama

Rasanya masih sama... Lagi-lagi tidurku berantakan. Semenjak liburan, ditambah lagi harus sahur selama Ramadan kemarin membuat tidurku menjadi kacau. Kupikir setelah kemarin bisa tidur dengan benar maka hari ini juga akan demikian. Ternyata aku salah. Jadi dengan terpaksa aku harus kembali untuk menghabiskan waktu malam tanpa tidur lagi deh , hehe. Maafkan aku. Biasanya ketika aku tidak tau harus melakukan apa, aku akan merenung, atau bahasa kerennya, bengong . Memperhatikan sekitar, mendengarkan suara dengkuran kucing yang menumpang tidur di rumah, menatap langit-langit kamar, yang pada ujungnya pasti berhenti pada memikirkan kamu. Jangan geer , tapi sejujurnya aku memang tidak pernah bisa berhenti untuk memikirkan kamu. Aku selalu memikirkan kamu. Apa yang aku pikirkan tidak menentu dan tidak direncanakan. Aku memikirkan apa pun, selama itu masih tentang kamu. Seperti memikirkan betapa menyebalkannya dirimu ketika ngambek dan bete tidak jelas, sampai-sampai jutek terhadapku. D...