Apa yang kamu ketahui tentang kehidupan? Sama, sampai saat ini aku juga tidak mengetahuinya, apa lagi untuk bisa sampai memahaminya. Bagiku, kehidupan sebagian besar hanyalah tentang perpindahan dari satu masalah ke masalah lain. Ke mana pun kita menentukan langkah, entah berbelok, mundur, atau bahkan tidak ke mana-mana, yang akan kita hadapi berikutnya adalah masalah. Sebaik atau seburuk apapun kamu menyelesaikan satu masalah, kamu akan tetap dihadapkan dengan masalah yang baru. Rentetan masalah yang telah berhasil atau tidak berhasil kamu selesaikan, itulah yang membentuk dirimu juga diriku hari ini.
Mengapa manusia membenci kesalahan? Jika tidak semua manusia membencinya, setidaknya aku membenci hal itu. Padahal, tidak mungkin ada satu orang pun yang bisa seratus persen menyelesaikan masalahnya dengan benar di sepanjang hidupnya. Sekali pun ia telah menyadari, memprediksi, memperkirakan, atau memperhitungkan dengan baik bahwa apa yang ia lakukan akan berakhir salah, ia tetap melakukannya. Terdengar bodoh, bukan? Seharusnya jika sudah tau tindakannya adalah salah, ia tidak akan pernah melakukannya, kan? Sayangnya manusia adalah makhluk yang bodoh. Termasuk diriku, yang membenci kesalahan di saat diri sendiri juga seringkali bersalah. Lagi pula, terkadang kita bahkan tidak menyadari bahwa apa yang telah kita lakukan itu salah dan baru menyadari setelah melakukannya. Sekali lagi, aku ingin menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang bodoh.
Aku benci harus mengatakan kalimat klise ini, tetapi dengan kesalahan justru manusia akan belajar, entah untuk memperbaiki kesalahan berikutnya atau menciptakan kesalahan baru yang lebih besar. Belajar dari kesalahan, sebagaimana pun pahitnya, dengan mengalaminya manusia bisa tumbuh. Itu juga yang berusaha aku tanamkan pada diriku, sehingga aku punya alasan jelas mengapa sedikit-sedikit aku menolehkan pandanganku ke belakang, agar bayangan itu terus berada di belakang. Tidak akan aku biarkan ia mendahuluiku lagi, membuatku terjatuh karena melintasi lubang yang sama lagi.
Berbicara tentang masalah dan diriku sendiri, bisa dibilang selalu terjadi pertarungan sengit di antara kami. Ada kalanya aku harus kalah dan menderita, tetapi tidak jarang juga aku menang dan bahagia. Aku sudah ditakdirkan, ah tidak, lebih tepatnya dikutuk untuk menghadapi pertarungan bodoh ini di sepanjang hidupku, hingga satu-satunya hal yang bisa mengalahkanku dengan pukulan telak adalah kematian.
Ada kalanya masalah yang manusia hadapi tidak bisa diselesaikan sendirian, begitu juga denganku. Walaupun diriku seringkali bisa menghadapi segalanya sendirian, aku tetap membutuhkan seseorang untuk mengatakan padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja...
...dan aku selalu ingin mendengar itu darimu.
Comments
Post a Comment