Kira-kira sudah setengah tahun kita memutuskan untuk kembali pulang ke rumah yang sama. Banyak hal yang masih perlu diperbaiki, juga masih banyak hal sulit yang harus kita hadapi, ditambah lagi fakta bahwa kita harus terus menatap hari-hari ke depan bersama dengan luka yang telah kita gores sendiri di masa lalu. Tentu terasa berat karena harus terus dihantui perasaan-perasaan menyebalkan setiap harinya. Namun, itu tidak menghalangi kita untuk terus melakukan hal-hal menyangkan bersama-sama. Sejak aku mengenalmu, sampai hari ini, hidupku terasa jauh lebih menyenangkan.
Selama aku hidup, aku ingin terus menciptakan berbagai kenangan menyenangkan bersamamu. Siapapun yang akan hidup lebih lama nantinya, entah itu kamu atau aku, pasti akan bersemangat untung mengenangnya. Tingkah bodohmu, rasa ingin tahumu terhadap duniaku, kelakuan polosmu sehingga mudah sekali untuk aku goda, tak lupa suara tawamu yang manis ketika aku melemparkan lelucon, juga pipi merahmu ketika aku gombali. Semua itu, selalu aku simpan sebagai memori yang menyenangkan tentangmu.
Tentu tidak semua pengalaman hidup kita berjalan menyenangkan. Ada kalanya sikap dan ucapanmu melukai perasaanku. Ada kalanya apa yang aku lakukan dan katakan membuatmu membenciku. Ada kalanya kita berpikir untuk baiknya berpisah saja, bahkan kita sempat betul-betul berpisah. Dan perpisahan itu, masih menjadi pukulan paling telak yang menimpa hidupku. Semua yang terjadi sebagai akibat dari perpisahan itu masih membayangiku sampai hari ini. Atau bahkan juga bagi dirimu. Benar-benar pukulan telak.
Namun, tidak ada gunanya untuk terus-terusan meratapi perpisahan itu, karena nyatanya hari ini aku masih bersamamu. Senyum itu masih kamu hadirkan untukku. Pelukan darimu yang memenuhi punggungku juga masih menghangatkan perjalananku. Aku sangat bersyukur, bahwa hari ini aku masih hidup dan bisa menikmati itu semua. Aku merasa sangat senang. Aku harap kamu juga demikian. Seperti yang sudah kubilang, aku ingin terus mengalami berbagai hal-hal menyenangkan bersamamu, terus-menerus tanpa henti.
Sebagai kenangan bersama, tidak mungkin aku bisa menciptakannya sendirian. Untuk itu, tolong bantu aku mewujudkannya, ya!
Comments
Post a Comment