Skip to main content

What Should We Do

Aku harus apa?

Pertanyaan yang barusan kamu baca seringkali muncul di kepalaku ketika kamu sedang menghadapi masalah di kehidupan pribadimu. Sejujurnya, sampai hari ini aku tidak pernah tahu harus melakukan apa setiap kali kamu terjebak di dalam situasi semacam itu. Aku benar-benar tidak tahu.

Naluriku mengatakan jika aku harus membantumu. Menyelamatkanmu dari atas menara yang dijaga oleh naga yang mampu mengeluarkan api dari mulutnya, yang mampu membunuhku kapan saja. Berharap setiap kali kamu diculik ke atas menara, aku akan mampu untuk membunuh setiap naga yang menyeretmu ke sana. Nyatanya hal semacam itu hanya ada dalam dongeng saja. Dalam kehidupan sebenarnya, aku merasa tidak berguna. Padahal jika menggunakan kacamata realita, aku bukanlah pangeran. Kamu juga bukan tuan putri lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa. Aku seharusnya hanya butuh untuk yakin bahwa kamu mampu menghadapinya sendirian. Tetapi kenyataannya, perasaan sebagai pasangan yang tidak berguna muncul kembali dan terus berulang.

Permasalahan pribadi dari masing-masing kita, sedikit-banyak pasti berdampak langsung pada hubungan yang kita jalani. Meskipun aku selalu bersikeras untuk tidak akan menyeretmu ke dalam permasalahanku sendiri, yang tidak ada hubungannya dengan kamu. Kenyataannya, mungkin aku telah menjadikanmu pelampiasan atas amarahku pada dunia. Sampai membuatmu kebingungan atas apa yang terjadi. Dan mungkin kamu juga mengalami perasaan yang sama, tidak tahu harus berbuat apa.

Kita sama-sama bodoh. Sama-sama sering saling melukai. Parahnya, kita sama-sama tidak memberitahu apa yang seharusnya kita satu sama lain lakukan, tidak memberitahu apa yang sebenarnya kita inginkan. Ironis ketika kita saling mencintai, tapi kita juga pembunuh paling depan.

Selagi tangan kita masih saling genggam, mari perbaiki kebodohan-kebodohan yang berulang. Sikap dan sifat kekanak-kanakan yang buruk itu lebih baik disimpan rapat-rapat dalam lemari besi saja, tidak usah kita ajak untuk jalan-jalan. Hubungan ini terlalu berharga jika diisi untuk saling menyakiti.

Kita perbaiki sama-sama, ya.

Comments

Popular posts from this blog

Perempuan Pada Layar Telepon Genggamku

Tugas sekolah yang harus kukerjakan membuatku kembali terlambat untuk menenggelamkan diri dalam lautan mimpi. Aku harus menyelesaikannya jika tidak ingin mendengar sambaran petir bernada sarkastik dari guru yang menjengkelkan itu. Akhirnya aku malah jadi susah tidur. Aku mencoba menyelesaikan tugas itu secepat mungkin. Namun pekerjaanku berhenti tepat setelah aku menekan tombol power telepon genggamku dan melirik ke halaman depannya. Aku menemukan sebuah foto seorang perempuan cantik yang sama persis seperti perempuan yang senang mondar-mandir di dalam kepalaku. Aku menatapnya dalam, memperhatikan seluruh bagian wajahnya yang nampak pada foto itu tanpa celah. Jantungku memompa darah lebih cepat, jauh dari kereta api supercepat yang pernah diciptakan di dunia setelah aku mengusap-usap pipi perempuan itu pada layar telepon genggamku sambil membayangkan kenangan-kenanganku bersamanya. Perbedaan antara aku dengan pria gila yang sering mabuk di emperan toko semakin tidak terlihat. Pe...

Zat Adiktif

Jika senyummu adalah zat adiktif terlarang Maka aku rela seumur hidup dipenjara Daripada aku gila lalu mati Karena sakau tidak melihatmu tersenyum

Rasanya Masih Sama

Rasanya masih sama... Lagi-lagi tidurku berantakan. Semenjak liburan, ditambah lagi harus sahur selama Ramadan kemarin membuat tidurku menjadi kacau. Kupikir setelah kemarin bisa tidur dengan benar maka hari ini juga akan demikian. Ternyata aku salah. Jadi dengan terpaksa aku harus kembali untuk menghabiskan waktu malam tanpa tidur lagi deh , hehe. Maafkan aku. Biasanya ketika aku tidak tau harus melakukan apa, aku akan merenung, atau bahasa kerennya, bengong . Memperhatikan sekitar, mendengarkan suara dengkuran kucing yang menumpang tidur di rumah, menatap langit-langit kamar, yang pada ujungnya pasti berhenti pada memikirkan kamu. Jangan geer , tapi sejujurnya aku memang tidak pernah bisa berhenti untuk memikirkan kamu. Aku selalu memikirkan kamu. Apa yang aku pikirkan tidak menentu dan tidak direncanakan. Aku memikirkan apa pun, selama itu masih tentang kamu. Seperti memikirkan betapa menyebalkannya dirimu ketika ngambek dan bete tidak jelas, sampai-sampai jutek terhadapku. D...