Skip to main content

Masih Sama


Halo, partnerku yang menyebalkan, apa kabar? Sudah lama ya aku tidak menuntunmu kemari.
Sedang apa dirimu? Apa sedang sibuk saat ini? Coba bersantailah sejenak. Tenangkan dirimu. Lihatlah ke arah langit, lalu bayangkan wajahku. Ekspresi seperti apa saja boleh, yang penting itu wajahku, bukan orang lain.
Bagaimana? Tampan bukan? Tentu saja.
Jika saat ini aku ada di depan kedua bola matamu, apa yang akan kamu katakan kepadaku?
Aku sih tidak akan bilang apa-apa. Aku hanya akan tersenyum manis. Lalu tiba-tiba bibir kita bersentuhan. Jantung kita berhamburan. Pikiran kita terbang cepat tak beraturan.
Ah, cukup menatap matamu saja sudah membuatku gugup.
Persis seperti pertama kalinya mulutku mengirimkan "aku cinta kamu" ke telingamu lima tahun lalu.
Entah sudah berapa juta kali aku mengatakan kalimat yang sama kepadamu, tetapi tidak ada yang berubah sejak itu. Kalimat pertama sampai ke sejuta kali yang terucap dari mulutku kepadamu mengandung pacu detak jantung yang sama, bunga-bunga bermekaran yang sama, kegilaan yang sama.

Semuanya terasa begitu menyenangkan ketika itu tentang kamu.

Sudah ya, aku ingin buang air kecil.


Comments

Popular posts from this blog

Perempuan Pada Layar Telepon Genggamku

Tugas sekolah yang harus kukerjakan membuatku kembali terlambat untuk menenggelamkan diri dalam lautan mimpi. Aku harus menyelesaikannya jika tidak ingin mendengar sambaran petir bernada sarkastik dari guru yang menjengkelkan itu. Akhirnya aku malah jadi susah tidur. Aku mencoba menyelesaikan tugas itu secepat mungkin. Namun pekerjaanku berhenti tepat setelah aku menekan tombol power telepon genggamku dan melirik ke halaman depannya. Aku menemukan sebuah foto seorang perempuan cantik yang sama persis seperti perempuan yang senang mondar-mandir di dalam kepalaku. Aku menatapnya dalam, memperhatikan seluruh bagian wajahnya yang nampak pada foto itu tanpa celah. Jantungku memompa darah lebih cepat, jauh dari kereta api supercepat yang pernah diciptakan di dunia setelah aku mengusap-usap pipi perempuan itu pada layar telepon genggamku sambil membayangkan kenangan-kenanganku bersamanya. Perbedaan antara aku dengan pria gila yang sering mabuk di emperan toko semakin tidak terlihat. Pe...

Zat Adiktif

Jika senyummu adalah zat adiktif terlarang Maka aku rela seumur hidup dipenjara Daripada aku gila lalu mati Karena sakau tidak melihatmu tersenyum

Rasanya Masih Sama

Rasanya masih sama... Lagi-lagi tidurku berantakan. Semenjak liburan, ditambah lagi harus sahur selama Ramadan kemarin membuat tidurku menjadi kacau. Kupikir setelah kemarin bisa tidur dengan benar maka hari ini juga akan demikian. Ternyata aku salah. Jadi dengan terpaksa aku harus kembali untuk menghabiskan waktu malam tanpa tidur lagi deh , hehe. Maafkan aku. Biasanya ketika aku tidak tau harus melakukan apa, aku akan merenung, atau bahasa kerennya, bengong . Memperhatikan sekitar, mendengarkan suara dengkuran kucing yang menumpang tidur di rumah, menatap langit-langit kamar, yang pada ujungnya pasti berhenti pada memikirkan kamu. Jangan geer , tapi sejujurnya aku memang tidak pernah bisa berhenti untuk memikirkan kamu. Aku selalu memikirkan kamu. Apa yang aku pikirkan tidak menentu dan tidak direncanakan. Aku memikirkan apa pun, selama itu masih tentang kamu. Seperti memikirkan betapa menyebalkannya dirimu ketika ngambek dan bete tidak jelas, sampai-sampai jutek terhadapku. D...