Skip to main content

Posts

Terlelap di Sebelahku

Melihatmu tertidur pulas; terlelap di sebelahku, seakan menyampaikan bahwa dunia masih baik-baik saja. Duniaku, ternyata tidak seburuk itu. Mengelus pelan rambutmu, menatapmu haru, tidak ada alasan lagi untuk terlalu banyak mengeluh. Tidurmu menenangkanku, lelapmu melegakanku. Semoga yang ada di mimpimu malam ini adalah bahagiamu terhadapku. Istirahatlah sejenak, sayang. Kehidupan ini melelahkan untuk diarungi terus-terusan. Istirahatlah, terlelaplah, tidurlah yang nyenyak. Kamu sudah bekerja keras seharian, bermimpilah yang menyenangkan malam ini, sebelum alarmku mengagetkanmu lagi di pagi nanti, seperti biasa. Kamu sudah melakukan yang terbaik, tak apa ada celah sedikit, kesempurnaan hanya angan-angan, singkirkan sejenak beban dan nikmatilah kesenangan. Genggam tanganku erat, seperti yang sudah-sudah, mari ciptakan lagi banyak kenangan menyenangkan.
Recent posts

Selamat Menua Bersamaku

Menua, suatu hal yang pasti terjadi dan tak dapat dihindari. Kadang tanpa sadar kita pikir kita masihlah anak-anak, sampai realita mengingatkan bahwa kita sudah bukan lagi demikian. Tanggung jawab yang semakin banyak, persoalan yang semakin pelik, harga kebutuhan pokok yang terus naik. Anak-anak tidak seharusnya memikirkan itu, apa lagi sampai memikulnya. Sedangkan kita? Makanan sehari-hari. Menua itu menyebalkan. Aku yakin sebagian besar akan setuju, yang menolaknya mungkin sudah tua sejak lahir. Coba bayangkan: harus berpikir sendiri akan makan apa siang ini, tidak lagi ada keajaiban makanan hadir sendiri di atas meja makan. Pakaian tidak bisa merangkak sendiri ke mesin cuci atau berangkat ke tempat laundry. Yang paling menyebalkan, uang tidak datang sendiri hanya karena kita memintanya masuk ke tabungan. Semuanya harus dilakukan, tidak lagi hadir tangan keajaiban. Menua itu melelahkan. Penuh pertimbangan, harus minim kesalahan, semua persaingan harus dimenangkan, sementara tenaga da...

Don't Take It For Granted

Bangun pagi (tentu saja dibantu alarm dan suara panggilan dari istri), setelah nyenyak tidur semalaman di kasur yang empuk dan kamar yang dingin. Agak sedikit malas memang, harus segera beranjak dan melangkah ke kamar mandi, kemudian berdandan rapi dan lanjut bergegas ke kantor. Sesampainya di kantor, sudah pasti mengerjakan pekerjaan yang itu lagi itu lagi. Namun, ketika mencoba mengambil jarak dan merenungkannya sejenak, barulah terbesit di pikiran: bukankah ini kehidupan yang selama ini diinginkan? Pekerjaan dan penghasilan yang stabil, kehidupan yang layak, terlebih lagi hidup ini dijalani tidak hanya sendirian, tetapi berdua bersama seorang istri yang cantik dan penyayang. Bahkan bukan cuma sekadar cantik, tetapi ia yang melengkapi kepingan puzzle terakhir kehidupan. Ini seharusnya lebih dari cukup. Kehidupan yang tadinya untuk dibayangkan saja tidak berani, hari ini ternyata kehidupan itu yang sedang leluasa dijalani. Maka dari itu, kita mesti tau kapan waktunya harus merasa cuku...

Menemui Dirimu di Masa Lalu

Kalau kamu ketemu dirimu versi 10 tahun yang lalu, kamu mau bilang apa? Kalau aku bertemu dirimu versi 10 tahun yang lalu, aku akan bilang: tumbuhlah semakin cantik, belajarlah yang rajin untuk menaklukkan peliknya dunia, kamu harus kuat dan mekar, karena kamu akan terus menemaniku menghadapi segala lika-liku kehidupan, seumur hidupmu.

Lebih Dari Tiga Ribu Kali

Jatuh biasanya menyakitkan Tapi tidak dengan jatuh cinta kepadamu Sudah lebih dari tiga ribu kali Aku terjatuh setiap hari Apakah menyakitkan? Ya, kadang ada sedikit goresan dan luka Tapi sisanya? Bahagia Ya, jatuh yang paling membuat bahagia Adalah dengan jatuh cinta kepadamu

Melangkah

Melangkah. Tak peduli apa yang akan dihadapi di depan, teruslah melangkah. Entah itu jalanan mulus beraspal, tanjakan dengan bebatuan terjal, tanah berlumpur yang basah dan licin, turunan yang curam, tak usah dipedulikan, tetaplah melangkah. Entah yang ada di depan sana hangat dan terang benderang, atau dingin dan gelap gulita, lanjutlah melangkah. Bukan berarti tidak boleh berhenti. Jika lelah, menepilah. Istirahatkan tubuh dan pikiran. Jika sudah, kembalilah melangkah. Juga bukan berarti tidak boleh menengok ke belakang. Jika ingin menyerah, lihatlah jauh ke belakang. Lihat sudah seberapa jauh diri ini melangkah untuk sampai di titik ini. Lihat segala kesulitan yang telah berhasil dilalui untuk berada di posisi sekarang. Setelah melihat ke belakang, patutlah berbangga diri. Untuk sampai menjadi seperti saat ini, bukan perkara gampang. Berbanggalah. Hidup adalah perjalanan. Derita pada akhirnya akan menjadi cerita, begitu pula dengan cinta. Hidupi perjalanan, jalani kehidupan. Entah n...

Mengerti

Malam ini entah bagaimana kedua mataku masih menyala terang, padahal tubuhku telah terasa lelah, ingin rasanya segera terlelap. Mungkin karena sebelumnya aku menghabiskan hari dengan tidur terlalu lama. Sekarang yang aku lakukan hanya menatap timeline Twitter Sembari mendengarkan playlist random berisi lagu-lagu berbahasa Indonesia. Jarang sekali aku mendengarkan musik Indonesia, biasanya hari-hariku selalu diisi oleh para penembang dari Jepang. Sampai tiba-tiba lantunan indah dengan lirik puitis dari Yura Yunita mampir ke telinga ini. "Tenang, tenang!" ucap Teh Yura seraya bernada. Namun, bukan itu yang membuatku memulai tulisan ini, tetapi penggalan lirik di awal lagu, "Dialog dini hari Kepada diriku sendiri Tak bisa ku tertidur lagi Melayang pikirku tak pasti" Sebuah kegiatan overthinking yang dibalut nada-nada harmonis ternyata bisa menghasilkan lantunan semerdu itu. Padahal Teh Yura bisa dengan mudah mengatakan, "Nggak bisa tidur nih gara-gara overthink...